Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg) merupakan bahan baku berbagai produk industri dan berperan penting dalam mendukung perekonomian nasional. Indonesia memiliki luas areal perkebunan karet peringkat ke-10 di dunia yang terpusat di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Menurut data serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Triwulan I tahun 2022, penyakit gugur daun telah menyerang 105.314,36 hektare perkebunan karet di 10 provinsi Indonesia, salah satunya di Provinsi Sumatera Utara seluas 75.206,06 hektare yang disebabkan oleh Colletotrichum gloesporioidies, Pestalotiopsis sp., dan Oidium heveae.
Gejala serangan penyakit gugur daun beragam dan mempengaruhi pertumbuhan pohon karet serta menurunkan produksi dan kualitas karet. Gejala serangan yang berbeda biasanya diakibatkan oleh serangan OPT yang berbeda, sehingga diperlukan perlakuan yang relatif berbeda dalam pengendaliannya.
Pengetahuan untuk membedakan gejala serangan penyakit gugur daun karet sangat penting dalam pengambilan keputusan cara pengendalian yang tepat. Oleh karena itu, sosialisasi mengenai pengendalian penyakit gugur daun karet berdasarkan penyebabnya perlu disebarluaskan agar petani karet lebih waspada dan segera menangani serta mengendalikan serangan penyakit ini dengan tepat dan mandiri.