Persoalan utama bila karet ditanam pada topografi yang curam dan tempat yang tinggi adalah pelambatan layak matang sadap dan tingginya risiko serangan penyakit daun. Oleh karena itu, pada dasarnya tanaman karet tidak layak dikelola pada topografi dengan bukit terjal >40% dan tinggi tempat >600 m dpl. Di Vietnam, penanaman karet pada ketinggian 450—600 m dpl, dilaporkan mengalami pelambatan matang sadap pada klon-klon PB 235 dan RRIC 121, yakni tujuh tahun setelah tanam, tetapi produksinya mencapai 1.400—1.500 kg/ ha/tahun pada umur 8—9 tahun (2—3 tahun sadap), sedangkan klon-klon PB 255, RRIM 600, dan GT 1 dilaporkan mengalami periode TBM hingga delapan tahun dengan produksi 1.200 kg/ha/tahun pada umur 9—10 tahun. Di kawasan yang tingginya 600—700 m dpl, pertumbuhan sangat lambat dan buka sadap baru dapat dilakukan pada tahun ke-9 setelah tanam, 1—2 tahun lebih lambat bila klon yang sama ditanam pada daerah yang ketinggiannya <600 m dpl. Laporan-laporan dari Vietnam juga menyimpulkan bahwa di kawasan pantai, klon-klon PB 255, RRIM 600, RRIM 712, dan GT 1 baru dapat dibuka sadap pada tahun ke-8—8,5 setelah tanam.
Secara teknis, penanaman karet di daerah bertopografi curam (dengan faktor pembatas sedang hingga berat (Tabel 4), akan meningkatkan biaya produksi kebun karena kesulitan dalam pengangkutan sarana produksi, kesulitan dalam pengambilan hasil penyadapan, kesulitan mengontrol kebun, dan tingkat erosi yang tinggi. Teknologi pembuatan teras dan penanaman tanaman penutup tanah dapat mengurangi masalah-masalah tersebut, demikian juga penanaman klon unggul sesuai dengan topografi dan tinggi daerah penanaman. Pembuatan teras harus ditempuh dengan dua cara, yaitu sebagai berikut.
Pembuatan Teras
- Teras tapak kuda atau teras individu. Dibuat pada daerah dengan kemiringan >40o dan tidak memotong lereng.
- Teras bangku. Dibuat pada daerah dengan kemiringan <40o dengan cara memotong lereng dan meratakan tanah di bagian bawah. Tanah menyerupai bentuk tangga arah teras menghadap ke dalam dengan kemiringan 10o. Jarak tanam yang digunakan mengikuti kontur dengan jarak dalam barisan teras 2,5—3 m dan jarak datar antarteras 5 m.