
Budidaya tanaman kelapa sawit adalah salah satu usaha yang sangat menjanjikan dan sedang viral, serta banyak diminati masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan kelapa sawit adalah komoditas utama sektor perkebunan di Indonesia yang memiliki nilai ekspor tinggi dalam bentuk CPO (Crude Palm Oil) dan PKO (Palm Kernel Oil). Selain itu tanaman kelapa sawit juga merupakan salah satu komoditas andalan Indonesia yang menjadi penyumbang terbesar devisa negara.
Tanaman kelapa sawit yang ideal tidak hanya dilihat dari pertumbuhan tanamannya yang subur saja, akan tetapi kita juga harus memperhatikan kualitas dan produktivitas tanaman agar tumbuh maksimal dan menguntungkan seperti yang sudah dijelaskan di atas. Hal ini menjadi penting kita perhatikan karena jika kita tidak memperhatikan syarat tumbuh tanaman ini dengan baik, maka sudah dipastikan kita tidak akan memperoleh hasil yang maksimal.
Berikut ini merupakan faktor-faktor yang dapat memaksimalkan pertumbuhan dan memacu produksi tanaman kelapa sawit, yaitu :
1. Penggunaan Benih Unggul
Pengembangan industri kelapa sawit memerlukan dukungan ketersediaan bahan tanaman dalam jumlah cukup dengan mutu yang terjamin. Mutu benih kelapa sawit sangat nyata mempengaruhi hasil dan kualitas tandan kelapa sawit. Oleh karena itu penggunaan benih unggul merupakan persyaratan utama dalam pengembangan budidaya kelapa sawit. Ketersediaan bahan tanam unggul kelapa sawit menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan pengembangan industri kelapa sawit di Indonesia. Meskipun hanya menyita 7% dari biaya produksi, namun penggunaan bahan tanam kelapa sawit unggul memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan produktivitas.
2. Teknis Budidaya
Budidaya tanaman kelapa sawit yang sesuai dengan standar GAP (Good Agricultural Practices) sangat berpengaruh terhadap maksimalnya hasil yang didapat. Beberapa poin yang perlu diperhatikan dalam budidaya kelapa sawit yaitu : pengolahan lahan, perawatan tanaman, panen, dan pasca panen.
3. Lama Penyinaran Matahari
Penyinaran efektif didefiniskan sebagai total jumlah jam penyinaran yang diterima sepanjang periode kelembaban air tanah yang mencukupi ditambah selama periode stres air dan dikurangi dengan lamanya stres air tanah yang terjadi. Menurut Djoehana Setyamidjaja M. Ed., lama penyinaran matahari yang baik untuk kelapa sawit adalah 5-7 jam per hari.
4. Suhu
Suhu merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan hasil kelapa sawit. Suhu rata-rata tahunan daerah-daerah penanaman kelapa sawit yang menghasilkan banyak tandan berada antara 25-27 0C. Kelapa sawit dapat bertumbuh dengan suhu terendah 18 oC dan tertinggi 32 oC. Diluar suhu tersebut, pertumbuhan kelapa sawit tidak akan optimal dan cenderung lambat.
5. Curah Hujan dan Kelembaban
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis atau di dataran rendah yang panas dan lembab. Curah hujan optimum untuk budidaya kelapa sawit adalah 2.500-3.000 mm per tahun yang turun merata sepanjang tahun. Daerah penanaman yang ideal untuk budidaya kelapa sawit adalah dataran rendah yakni antara 200-400 meter di atas permukaan laut. Pada ketinggian tempat lebih 500 meter di atas permukaan laut, pertumbuhan kelapa sawit ini akan terhambat karena suhu yang rendah dan produksinya pun akan rendah.
6. Jenis Tanah
Jenis tanah yang baik untuk bertanam kelapa sawit adalah tanah latosol, podsolik merah kuning, hidromorf kelabu, aluvial, dan organosol/gambut tipis. Kesesuaian tanah untuk bercocok tanam kelapa sawit ditentukan oleh dua hal, yaitu sifat-sifat fisik dan kimia tanah.
7. Sifat Kimia Tanah
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh baik pada tanah pH 4,0-6,5 dan pH optimumnya antara 5,0-5,5. Tanah yang memiliki pH rendah biasanya dijumpai pada daerah pasang surut, terutama tanah gambut. Tanah organosol atau gambut mengandung lapisan yang terdiri atas lapisan mineral dengan lapisan bahan organik yang belum terhumifikasi lebih lanjut memiliki pH rendah.
8. Sifat Fisik Tanah
Pertumbuhan kelapa sawit akan baik pada tanah yang datar atau sedikit miring, solum dalam dan mempunyai drainase yang baik, tanah gembur, subur, permeabilitas sedang, dan lapisan padas tidak terlalu dekat dengan permukaan tanah. Tanah yang baik bagi pertumbuhan juga harus mampu menahan air yang cukup dan hara yang tinggi secara alamiah maupun hara tambahan. Tanah yang kurang cocok adalah tanah pantai berpasir dan tanah gambut tebal. Dalam menentukan batas-batas yang tajam mengenai kesesuaian sifat fisik tanah di antara tipe-tipe tanah memang relatif sulit.