Pembaharuan teknologi terjadi setiap tahun baik dalam proses produksi maupun dalam skala ekonomi. Hal ini merupakan faktor-faktor pokok penentuan cepatnya pertumbuhan perkaretan Indonesia setelah perang. Pembaharuan itu tampak jelas memberikan hasil yang memuaskan hingga tahun-tahun terakhir ini.
Industri karet alam berada pada kedudukan yang baik untuk mengambil keuntungan dan kesempatan pemasaran yang ada saat ini. Memang untuk mencapai hal ini banyak masalah yang ditemui. Selama ini untuk memperoleh hasil yang baik diadakan penelitian langsung maupun tidak langsung di lapangan. Hasil ini dipakai untuk mengejar ketinggalan yang dialami selama 20 tahun terakhir.
- usaha peremajaan tanaman yang tidak produktif dan tua,
- usaha perluasan areal penanaman atau membuka perkebunan kare baru, dan
- menggunakan klon unggul.
Usaha memperbaharui industri karet Indonesia mengalami banyak kesulitan karena struktur industrinya sangat rumit dan luar biasa luasnya. Tercatat hampir 70% karet Indonesia dihasilkan oleh petani rakyat.
Karena produksi dan pengolahan karet agak sederhana, tidak mahal, dan bersifat padat karya maka produksi karet alam akan lebih cocok bila dihasilkan oleh petani rakyat. Akan tetapi, menurut catatan Bank Dunia, petani rakyat sering mengalami kesulitan dalam memperoleh modal dan teknologi. Oleh karena itu, umumnya petani rakyat tidak memperoleh klon unggul. Di samping itu, pemupukan, pengawetan alam khususnya tanah, dan standar pemeliharaan terlalu rendah sehingga laju pertumbuhan menjadi sedikit.
Perkebunan besar swasta maupun negeri tidak mengalami hal-hal seperti itu. Perkebunan ini mampu menciptakan persaingan yang ketat dengan negaranegara lain. Usaha peremajaan tanaman, pemakaian sarana produksi yang seoptimal mungkin, dan penggunaan klon yang bersifat unggul telah ditetapkan di perkebunan swasta atau negara.