Hoya merupakan tanaman khas daerah tropis dari keluarga Apocynaceae. Tanaman ini tumbuh di beberapa negara Asia Tenggara, seperti Filipina, Malaysia, dan Vietnam. Nama hoya diberikan oleh ahli tumbuhan berkebangsaan Skotlandia, Robert Brown. Bunga hoya pertama kali ditemukan oleh botanis Inggris Thomas Hoy yang telah melakukan penelitian pada tumbuhan selama 40 tahun.
Gambar 1, Hiasan Bunga Hoya
Corak bunga hoya semiglosi serta kemilau agak kabur karena tertutup oleh bulu-bulu halus. Sekilas hoya tidak tampak seperti bunga sungguhan, bunga ini lebih mirip seperti replika. Oleh karena itu, tanaman cantik ini kerap dijuluki tanaman lilin atau bunga porselen. Tanaman hias ini sangat bergantung pada keberadaan pohon yang ditumpangi.
Satu kuntum bunga hoya berukuran 1,5 cm dan tumbuh membentuk kelompok. Dalam satu kelompok terdiri atas 30 kuntum bunga. Selain cantik, aroma bunga ini juga menarik perhatian, hoya dapat mengeluarkan aroma cokelat atau selai kacang. Nektar bunga tanaman ini sangat disukai kupu-kupu. Tak jarang, bunganya berjatuhan ke tanah karena keberatan nektar. Bunga-bunga yang berjatuhan juga bisa disebabkan oleh para serangga penyerbuk.
Selain bunganya, daun hoya juga kerap mencuri perhatian. Daunnya yang sederhana, diatur dalam pola yang berlawanan.
Dahulu tanaman ini sering dijadikan tanaman hias oleh bangsawan Nusantara. Pada era kolonial, hoya kerap dibawa ke Eropa untuk ditanam di rumah mereka.
Kini, hoya menjadi salah satu tanaman hias yang diminati banyak orang meskipun popularitasnya masih kalah dengan bunga anggrek. Harga jual si cantik ini tergolong tinggi, sekitar Rp500.000–Rp4.000.000 per pot untuk tanaman dewasa. Di pasar internasional, harga jual tanaman hias ini bisa mencapai USD100 atau Rp1.400.000 per seteknya.
Selain menjadi tanaman hias, sejak dahulu tanaman hias hoya digunakan sebagai bahan obat tradisional oleh masyarakat Indonesia dan orang-orang di kawasan Polinesia. Peternak domba di Australia kerap menggunakan ramuan hoya untuk mengatasi ternak yang sedang keracunan.
Hoya juga bermanfaat untuk menyerap polutan di suatu ruangan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian di University of Georgia.
Sayangnya, sebagian besar manfaat tersebut belum diketahui oleh banyak orang sehingga tanaman hias ini belum menjadi prioritas konservasi nasional.