Propolis sudah terkenal sebagai salah satu obat herbal yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Bahkan, saat ini Anda dapat menemukannya dengan mudah di pasaran atau toko-toko yang menjual obat herbal karena sudah banyak yang memproduksinya. Setiap penggunaan obat harus dilakukan dengan benar, begitu pun dengan propolis. Berikut ini cara tepat untuk menggunakan propolis.
Gambar 1. Propolis
Mencegah penyakit
Propolis tak hanya bisa digunakan untuk mengobati penyakit, tetapi juga bisa dipakai untuk mencegah penyakit. Propolis yang sering Anda temui di pasaran biasanya berbentuk cair atau serbuk di dalam kapsul. Produk tersebut dapat dikonsumsi langsung.
Sebagai contoh, untuk tujuan pencegahan penyakit, propolis cair dikonsumsi sebanyak 3–5 tetes yang dicampurkan dalam ¼ gelas air matang. Sementara itu, untuk propolis kapsul, dikonsumsi 1–2 kapsul per hari.
Untuk mengatasi penyakit
Beberapa penyakit ringan bisa diatasi dengan propolis cair sebanyak 4–7 tetes dan dicampur dengan ¼ gelas air matang. Untuk penyakit kronis, Anda bisa menggunakan dosis yang lebih tinggi, yakni 30–40 tetes propolis cair.
Kontraindikasi
Sebelum Anda mengonsumsi propolis, Anda harus memastikan tidak memiliki riwayat alergi terhadap produk lebah. Meskipun, jumlah orang yang alergi terhadap produk lebah sangat sedikit, perbandingannya 1:1.000. Anda bisa berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter atau herbalis. Konsultasi tersebut juga berguna untuk menentukan kadar dosis yang aman untuk diri Anda.
Efek samping
Dalam pemakaiannya, propolis biasanya menimbulkan efek “tindak-balas”. Reaksi balik atau tindak-balas ini disebabkan oleh adanya reaksi di dalam tubuh yang menandakan bahwa propolis sedang bekerja. Oleh karena itu, reaksi balik ini biasa disebut juga healing process. Tindak balas biasanya bersifat sementara dan masih berhubungan dengan jenis penyakit yang diderita.
Dosis propolis sebenarnya tidak ditetapkan suatu ukuran tertentu. Propolis merupakan obat yang bersifat alami sehingga tidak ada istilah over dosis. Namun, penggunaannya tetap harus memperhatikan ukuran (dosis) agar diperoleh hasil yang optimal dengan cara kerja efektif dan efisien.