Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan), Nasrullah mengatakan bahwa ekspor komoditas unggas asal Indonesia pada periode Januari hingga Mei 2021 mengalami kenaikan 12,98 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu. Fakta tersebut didapatkan dari data yang dihimpun Badan Pusat Statistik (BPS) dan diolah Pusdatin serta Ditjen PKH.
Gambar 1. Ternak Unggas
“Peningkatan volume ekspor produk unggas Januari—Mei 2021 tersebut diikuti oleh peningkatan niali ekspor 5,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni dari nilai ekspor tahun 2020 sebesar USD 841,4 ribu menjadi USD 885,2 ribu pada tahun 2021,” papar Nasrullah.
Produk dari komoditas unggas yang disukai pasar ekspor adalah unggas hidup seperti DOC (day old chick) serta daging olahan ayam dan telur. Saat ini negara tujuan ekspor produk unggas Indonesia adalah Jepang, Qatar, Republic Democratic Timor Leste, Papua Nugini, dan Myanmar.
“Tembusnya produk olahan daging ayam Indonesia di pasar internasional menunjukkan bahwa mutu produk dan status kesehatan hewan serta sistem jaminan keamanan pangan unggas Indonesia telah diterima atau diakui oleh negara maju,” tutur Nasrullah.
Nasrullah menekankan bahwa status kesehatan hewan menjadi kunci utama untuk membuka peluang ekspor ke negara lain. Oleh karena itu, Kementan secara konsisten terus mengembangkan dan memastikan informasi terbaru mengenai jaminan kesehatan hewan, mutu, dan keamanan setiap produk yang akan diekspor.
Selain mendorong ekspor, Pemerintah juga terus berupaya untuk meningkatkan konsumsi protein asal ungggas pada masyarakat Indoensia. Upaya tersebut dilakukan melalui promosi terkait produk daging dan telur.
“Di masa pandemi saat ini, kami mengajak kepada masyarakat agar terus meningkatkan konsumsi daging dan telur ayam untuk menambah daya tahan dan imunitas tubuh, utamanya di masa PPKM darurat saat ini,” pungkas Nasrullah.