Kambing Boerka Galaksi Agrinak merupakan kambing unggulan yang dihasilkan dari persilangan antara pejantan unggul kambing Boer asli Afrika Selatan dan kambing Kacang yang merupakan kambing lokal Indonesia. Kambing ini termasuk tipe kambing pedaging dengan pertumbuhan yang relatif cepat.
Gambar 1. Ternak Kambing Boerka Galaksi Agrinak
“Rumpun kambing ini memiliki komposisi genetik 50 persen Boer dan 50 persen Kacang, mempunyai produktivitas tinggi, dan sesuai dengan permintaan konsumen, yaitu preferensi daging empuk dengan perlemakan rendah,” papar peneliti Dr. Ir. Simon E. Sinulingga, M. Si., seperti dikutip dari laman litbang.pertanian.go.id.
Kambing Boerka Galaksi Agrinak telah resmi dirilis pada Januari 2020 melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor 08/KPTS/PK.040/1/2020. Saat ini kambing tersebut sudah tersebar di 15 provinsi di Indonesia.
Deskripsi Kambing Boerka Galaksi Agrinak
“Bobot lahir kambing berkisar 2,6 kg—2,8 kg. Bobot sapih berkisar 10—12 kg, bobot pejantan usia 1 tahun mencapai 35 kg dan betina mencapai 32 kg. Bobot pejantan Boerka Galaksi Agrinak dapat mencapai 85 kg,” jelas Simon Sinulingga.
Bobot yang dimiliki kambing ini lebih tinggi dari kambing tetuanya, yaitu kambing Kacang. Bobot kambing Kacang yang baru lahir sekitar 1,6—1,8 kg, bobot sapih 6—8 kg, dan bobot kambing usia 1 tahun mencapai 18—22 kg.
Sifat Keunggulan Kambing Boerka Galaksi Agrinak
Keunggulan lainnya dari kambing Boerka ini ialah tingkat produktivitas yang tinggi sehingga menyebabkan jenis kambing ini cocok digunakan dalam usaha penggemukan. Sebelumnya, uji coba penggemukan telah berhasil dilakukan oleh Lolit Kambing di Sei Putih Sumatera Utara dengan memanfaatkan pakan dari limbah perkebunan sawit. Uji coba tersebut menunjukkan estimasi pendapatan bersih untuk penggunaan selama enam bulan sekitar Rp600 ribu per ekor.
Hingga saat ini Balitbangtan terus berupaya mendorong pembibitan Boerka Galaksi Agrinak. Daerah selanjutnya yang menjadi target pembibitan kambing Boerka ini adalah Sulawesi Selatan.