Di tengah dinamika global yang semakin kompleks, ditandai dengan perubahan iklim yang tidak menentu, pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, serta tekanan terhadap sumber daya alam yang semakin besar, sektor pertanian memainkan peran yang sangat krusial sebagai pilar utama dalam menjamin ketersediaan pangan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan, serta menjaga stabilitas ekonomi dan sosial secara menyeluruh, khususnya di negara-negara berkembang seperti Indonesia yang secara geografis, ekologis, dan sosiokultural memiliki kekayaan agraris yang luar biasa dan potensial untuk dikembangkan secara optimal melalui pendekatan ilmiah, inovatif, dan berkelanjutan.
Pertanian, yang dalam perspektif konvensional sering dipandang sekadar sebagai aktivitas bercocok tanam yang berkutat pada aspek produksi primer, kini telah berkembang menjadi suatu sistem kompleks yang melibatkan berbagai disiplin ilmu, mulai dari agroteknologi, agribisnis, ekologi, hingga teknologi informasi, yang semuanya bersinergi dalam rangka meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan daya saing sektor pertanian nasional di tengah era Revolusi Industri 4.0, yang menuntut integrasi antara teknologi digital dengan sistem produksi pangan untuk menciptakan pertanian yang lebih cerdas, adaptif, dan responsif terhadap perubahan zaman.
Penerapan teknologi pertanian modern, seperti sistem irigasi tetes berbasis sensor, drone pemantau lahan, aplikasi kecerdasan buatan untuk prediksi cuaca dan serangan hama, serta pemanfaatan big data untuk manajemen lahan dan hasil panen, menjadi bagian tak terpisahkan dari upaya peningkatan kapasitas produksi pangan nasional, yang tidak hanya berorientasi pada kuantitas hasil, tetapi juga pada kualitas produk yang aman, sehat, dan ramah lingkungan, sesuai dengan prinsip-prinsip pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) yang menghormati keseimbangan antara manusia, alam, dan ekonomi lokal.
Oleh karena itu, dalam rangka mendorong transformasi pertanian ke arah yang lebih maju dan berdaya saing global, diperlukan kolaborasi erat antara lembaga pendidikan tinggi, pemerintah, pelaku industri, serta para petani sebagai ujung tombak di lapangan, yang harus dibekali dengan pengetahuan, keterampilan, serta semangat inovatif untuk mampu mengadopsi teknologi baru, mengelola usaha tani secara profesional, dan menjalin jejaring pasar yang luas, sehingga sektor pertanian tidak hanya menjadi penopang kebutuhan domestik, tetapi juga mampu menjadi kekuatan ekspor yang mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional secara signifikan.
Dengan demikian, pertanian bukan lagi sekadar warisan budaya atau aktivitas tradisional yang dilakukan secara turun-temurun, melainkan sebuah sektor strategis yang harus dikelola secara modern, ilmiah, dan terintegrasi demi mewujudkan kemandirian pangan, menjaga kelestarian lingkungan, dan membangun masa depan bangsa yang sejahtera, mandiri, dan berkelanjutan.