Ketika kebutuhan manusia akan pangan terus meningkat dari waktu ke waktu sementara luas lahan pertanian semakin menyempit akibat alih fungsi lahan yang tak terkendali dan tekanan populasi yang terus bertambah, maka sudah menjadi kewajiban bersama untuk memaksimalkan potensi sektor pertanian melalui jalan yang paling berkelanjutan dan penuh harapan, yaitu dengan memperkuat dan memperluas kegiatan penelitian pertanian yang tidak hanya berorientasi pada peningkatan hasil panen semata, tetapi juga mencakup aspek efisiensi, ekologi, inovasi teknologi, serta daya adaptasi terhadap perubahan iklim yang kini semakin sulit diprediksi.
Penelitian di bidang pertanian pada hakikatnya merupakan upaya ilmiah yang tidak pernah selesai, karena dunia pertanian selalu berubah sesuai dengan dinamika lingkungan, kebutuhan pasar, serta kondisi sosial ekonomi masyarakat, sehingga setiap riset yang dilakukan—baik dalam lingkup kecil seperti pengujian benih di laboratorium maupun dalam skala luas seperti studi integrasi sistem pertanian dan peternakan—selalu bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan besar yang menyangkut bagaimana manusia dapat terus memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa harus mengorbankan kelestarian sumber daya alam yang tersedia.
Dalam prosesnya, penelitian pertanian dapat melibatkan berbagai disiplin ilmu mulai dari agronomi, ilmu tanah, hama dan penyakit tumbuhan, genetika, bioteknologi, hingga ilmu sosial-ekonomi pertanian, karena pertanian modern tidak bisa lagi berdiri sendiri tanpa dukungan data, teknologi, dan pemahaman mendalam tentang perilaku masyarakat tani yang menjadi pelaku utama di lapangan, dan oleh karena itu, pendekatan yang bersifat interdisipliner serta partisipatif menjadi sangat penting agar hasil penelitian tidak hanya unggul dari sisi ilmiah, tetapi juga aplikatif dan diterima secara luas oleh komunitas petani dan pelaku agribisnis.
Lebih lanjut, penelitian pertanian juga berperan besar dalam menjaga ketahanan pangan nasional, karena dengan ditemukannya varietas-varietas tanaman unggul yang tahan terhadap kekeringan, banjir, maupun serangan hama, serta ditemukannya metode budidaya yang lebih hemat air dan pupuk, maka kita tidak hanya memperkuat produktivitas sektor pertanian tetapi juga mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan pangan dan input pertanian dari luar negeri yang sering kali harganya tidak stabil dan tidak dapat dikendalikan oleh petani dalam negeri.
Oleh karena itu, penelitian pertanian bukanlah suatu aktivitas yang bisa diabaikan atau dianggap sekadar pelengkap dari kegiatan akademik, melainkan harus menjadi prioritas dalam agenda pembangunan pertanian nasional, karena dari tanah yang terus diteliti dan dikaji itulah akan tumbuh ilmu, inovasi, dan solusi yang mampu menjawab tantangan besar yang sedang dan akan dihadapi oleh generasi petani di masa kini maupun di masa depan yang penuh ketidakpastian.