Hingga saat ini pala termasuk rempah-rempah yang diminati banyak negara. Salah satu daerah penghasil pala yang terkenal di Indonesia adalah Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Pada Desember 2013, Kabupaten tersebut berhasil mendapatkan sertifikat organik dari lembaga penilai Rainforest Alliance. Pekebun di daerah tersebut sudah menggunakan alat elektronik untuk berkebun pala secara organik. Pala organik dapat dijual dengan harga yang lebih mahal sehingga pendapatan pekebun bertambah.

Tingginya harga jual pala organik berimbas pada tingkat kesejahteraan petani yang ikut meningkat sehingga taraf hidup petani terangkat. Namun, sayangnya, perkebunan pala secara organik masih terganjal dengan pola pikir pekebun yang selama ini membudidayakannya secara konvensional. Cara tersebut sudah berlangsung sejak masa kolonial. Misalnya, panen sering dilakukan ketika buah belum matang optimal karena pekebun merasa terdesak.
Hambatan lain yang sering dialami adalah masih maraknya praktik penjualan dengan sistem ijon yang merugikan petani. Hal ini karena belum adanya lembaga khusus yang menangani penjualan sehingga petani bebas menjual hasil panen kepada pedagang pengepul di desa atau kota/kecamatan.
Permasalahan pemasaran yang masih berlangsung hingga saat ini bisa diatasi dengan membentuk badan organisasi yang menghimpun petani pala seperti koperasi. Koperasi tersebut berfungsi melindungi harga jual yang berfluktuasi. Ketika sudah stabil, koperasi dapat meluaskan cakupannya ke keuangan mikro.
Saat ini bukan hanya Indonesia yang terkenal sebagai penghasil pala, masih ada dua negara lainnya yang tergolong sebagai produsen besar pala, yaitu India dan Guatemala. Oleh karena itu, Indonesia harus meningkatkan mutu pala agar produknya mampu bersaing di pasar ekspor.
Meski luas lahan pala cenderung meningkat setiap tahunnya, luas lahan yang dimiliki oleh seorang petani pala tergolong kecil. Itu sebabnya diperlukan adanya kemitraan untuk meningkatkan jumlah dan mutu pala.
Kemitraan yang sudah berjalan baik juga dapat menciptakan efek jangka panjang yang bagus, seperti menciptakan peluang kerja di koperasi, gudang, dan pemrosesan. Dengan begitu, kemakmuran masyarakat di Maluku kemungkinan meningkat dan pembangunan infrastruktur jalan serta bangunan pun terpacu.