Program Studi Doktor Ilmu Pertanian Pascasarjana UMA mengadakan kegiatan “Relaksasi Kurikulum Program Studi Doktor Ilmu Pertanian”.Kegiatan tersebut digelar selama 2 hari Jum’at & Sabtu, 09 – 10 Juni 2023, di Gedung Doktor Pertanian dan Magister Agribisnis, Kampus 2 UMA, Jalan Sei Serayu Medan dengan menampilkan Narasumber relaksasi kurikulum dari eksternal dan internal. Narasumber eksternal yang hadir pada kegiatan ini adalah Prof. Ir. Achmadi Priyatmojo, M.Sc, PhD (Spesialisasi Agroteknologi) dan Dr. Jangkung Handoyo Mulyo, M.Ec (Spesialisasi Agribisnis). Pemaparan kurikulum akan disajikan oleh narasumber internal dari Program Studi Doktor Ilmu Pertanian UMA adalah Prof. Ir. Zulkarnain Lubis, MS, Ph.D (Ketua Program Studi Doktor Ilmu Pertanian) dan Prof. Dr. Ir. Retna Astuti K, MS (Direktur Program Pascasarjana).
Turut hadir dalam kegiatan relaksasi kurikulum ini, Rektor Universitas Medan Area Bapak Prof. Dr. Dadan Ramdan, M.Eng, M.Sc, Wakil Rektor Bid. Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Ibu Sherlly Maulana, ST, MT, Direktur Pascasarjana Ibu Prof. Dr. Ir. Retna Astuti K., MS, Wakil Direktur Bid. Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Ibu Dr. Suryani Hardjo, S.Psi, M.A, Ketua Prodi Doktor Ilmu Pertanian Prof. Ir. Zulkarnain Lubis, MS, Ph.D, Dosen, Promotor & Co-Promotor dan TIM Panitia Kurikulum Program Studi Doktor Ilmu Pertanian
Realitas pertumbuhan ekonomi menunjukkan bahwa perkebunan sebagai subsektor pertanian memberikan kontribusi yang besar secara nasional. Tidak dapat dipungkiri, bahwa peran perkebunan tersebut terinisiasi dari Propinsi Sumatera Utara (Sumut). Sejalan dengan itu, tumbuh dan berkembangnya perkebunan didukung oleh stake holder perusahaan perkebunan, lembaga pemerintah sebagai regulator, institusi penelitian dan pengembangan serta masyarakat perkebunan dengan berbagai asosiasi menurut komoditas perkebunan. Lembaga pendidikan tinggi turut berada dalam stakeholder tersebut, yang oleh UMA diinisiasi dengan berdirinya Program Studi Doktor Ilmu Pertanian dengan 2 spesiasilasi yakni agroteknonologi dan agribisnis.
Inisiasi ini semata didasari oleh adanya ruang kosong dari jenjang pendidikan dengan core perkebunan yang patut diisi. Hal ini untuk menjawab aspek – aspek yang perlu mendapat dukungan dalam bentuk inovasi, rekomendasi bahkan bentuk pengabdian masyarakat sehingga perkebunan sebagai subsektor yang dominan dalam pertumbuhan ekonomi tetap terpelihara, bahkan meningkat.
Program Studi Doktor Ilmu Pertanian merupakan program studi terbaru pada Universitas Medan Area, untuk menjawab kebutuhan prioritas perihal penelitian, analisis dan pengembangan subsektor perkebunan. Dengan kata lain, program studi dengan core perkebunan dari aspek agroteknologi dan agribisnis merupakan kekhasan pada Program Pasca Sarjana UMA, yang juga merupakan keunggulannya. Hal ini tidak terlepas dari basis pertumbuhan Sumut yakni berperannya subsektor perkebunan dalam pertumbuhan sosial ekonomi. Basis ini berkembang, bahkan hingga tingkat nasional. Kehadiran pendidikan doktor dengan core perkebunan diproyeksikan mampu memberikan peningkatan kontribusi perkebunan terhadap aspek agroteknologi dan agribisnis.
Menyadari posisi dan peran tersebut, maka Program Studi Doktor Pertanian memerlukan relaksasi kurikulumnya, sehingga bukan saja up dating terhadap dinamika eksternal yang semakin berkembang, tetapi juga memerlukan evaluasi, analisis menuju pembaharuan penelitian, pengembangan dan pengabdian kepada masyarakat. Relaksasi kurikulum, dengan demikian periodik dilakukan untuk mengevaluasi dan memperbaharui seluruh sistem pendidikan.
Sejalan dengan itu, pendirian Program Studi Doktor Ilmu Pertanian dimulai dengan penyusunan kurikulum, roadmap penelitian dan pengembangan serta proyeksi pengabdian masyarakat setelah melalui berbagai kegiatan baik dalam bentuk seminar, lokakarya, semiloka, dan pertemuan antar stakeholder. Perjalanan waktu dalam 1 periode pelaksanaannya (yang dimulai pada 2019) patut untuk dievaluasi, diperbaharui, dan diperkaya sehingga program studi tersebut tetap menunjukkan keberadaannya.
Atas dasar itulah kegiatan Relaksasi Kurikulum Studi Doktor Ilmu Pertanian diusulkan. Relaksasi yang mengandung makna evaluasi, pembaharuan dan perkayaan berprinsip utama pada tetap bahkan meningkatkan kontribusi lembaga pendidikan tinggi terhadap subsektor perkebunan. Dengan itu, Program Studi Doktor Ilmu Pertanian tetap memberikan kontribusinya terhadap perkebunan sebagai suatu sistem yang menguntungkan dari berbagai aspek (agroteknologi, agromanajemen dan agroekonomi).
- Tujuan
Relaksasi kurikulum Program Studi Doktor Ilmu Pertanian yang baru pertama kali ini dilakukan pada dasarnya bertujuan untuk :
- Mengkompilasi masukan dari berbagai stakeholder perkebunan terhadap sistem pendidikan, yang diimplementasikan ke dalam kurikulum, basis penelitian dan pengembangan serta pengabdian masyarakat.
- Menyusun berbagai masukan tersebut menjadi bahan yang kuat dipertimbangkan untuk menganalisis kurikulum, penelitian dan pengembangan serta pengabdian masyarakat.
- Sebagai forum diskusi dan komunikasi antar stakeholder perkebunan dan lembaga pendidikan tinggi.
- Proyeksi hasil yang diperoleh
Dari kegiatan relaksasi ini, diproyeksikan hasil yang diperoleh adalah :
- Memformulasi kurikulum, penelitian dan pengembangan serta pengabdian masyarakat sehingga tetap updating dengan kondisi perkebunan dari aspek agroteknologi dan agribisnis.
- Menyusun visi dan misi yang lebih spesifik dan khas pada program studi.
- Diperolehnya aspek agroteknologi dan agribisnis yang inovatif melalui pelaksanaan kurikulum dan penelitian serta pengembangan.
- Berkontribusi terhadap aspek praktis melalui pengabdian masyarakat.
Notulensi Kegiatan Hari Pertama (Jum’at, 09 Juni 2023)
Sesi I (09.00 – 12.00)
Pengarahan Rektor UMA
- Kegiatan ini merupakan suatu kegiatan yang baik, sebagai bagian dari evaluasi program studi yang sudah berjalan sejak 2019.
- Terima kasih kepada Prof. Ir. Achmadi Priyatmojo, M.Sc, Ph.D (Ipik) dan Dr. Jangkung Handoyo Mulyo, M.Ec yang berkenan menyisihkan waktu dan memberikan masukan/saran untuk relaksasi kurikulum Program Doktor Ilmu Pertanian UMA.
- Catatan yang penting dari saya setelah membaca dan menganalisis kurikulum yang sudah ada ialah bidang – bidang fisiologi tanaman perkebunan, agroforestry, Eskloprasi tanaman yang bermanfaat, praktek sistem perkebunan yang berkelanjutan, manajemen perkebunan secara holistik, penggunaan agrokiia, konservasi sumber daya alam perlu mendapat tempat dalam kajian kajian baik dalam bentuk penelitian disertasi maupun pengembangan/diseminasi kepada petani maupun pelaku pada tanaman perkebunan.
- Sejalan dengan itu, maka saya memberikan saran kepada pengelola Program Doktor Ilmu Pertanian mencatat 7 topik penelitian yakni : berkelanjutan dan eksplorasi, konservasi dan kesehatan sumber sumber daya alam, perbaikan genetif tanaman perkebunan, bionergi, agroforestry, pengendalian H dan P berbasis agroekologi dan teknologi terkini yakni remote sensing, yang secara khusus UMA memiliki beberapa drone yang dapat didayagunakan.
- Selanjutnya, saya mengucapkan selamat melaksanakan kegiatan relaksasi ini, dengan harapan diperolehnya pembaharuan kurikulum sejalan dengan visi dan misi serta tujuan yang hendak dicapai dalam bentuk road map.
Penjelasan PR 1 perihal visi dan misi
- Evaluasi kurikulum memang merupakan suatu kewajiban, yang sudah digariskan oleh pihak rektorat untuk seluruh program studi pada berbagai level.
- Hal yang sama juga pada RPS, minimal sekali 2 tahun patut mendapat evaluasi, termasuk pada program pendidikan S1.
- Hal ini didasari oleh masih banyaknya para dosen pada prodi yang belum paham, demikian juga diperlukannya pembaharuan sejalan dengan perkembangan ilmu, pengetahuan, dan kebutuhan pasar akan tenaga kerja serta perbandingannya dengan kurikulum pada universitas lain.
- Beberapa masalah yang masih menjadi agenda untuk diselaraskan antara lain didapatinya dosen yang belum memiliki kompetensi linier dengan mata kuliah yang diajarkan, demikian juga proyeksi rektorat bahwa dosen dengan jabatan lektor kepala yang berhak sebagai pembimbing/promotor
- UMA sudah menyusun 4 pilar utama proyeksi menurut tahun yakni 2021 – 2025, 2026 – 2029, 2030 – 2033 dan 2034 – 2037. Masing masing tahapan itu memproyeksikan UMA kelak unggul pada tingkat nasional, unggul pada tingkat Asia, green digital university, dan world university
- Semuanya itu diimplementasikan dalam visi dan misi, sehingga penelitian dan pengabdian mengacu kapada road map yang disusun pada tiap tiap 4 pilar utama tersebut.
- Harapan pihak rektorat adalah dicapainya visi keilmuan Program Studi, menjadi centre of research, track record dosen perihal penelitian dan tumbuh berkembangkan pusat kajian.
- Sebagai program doktor ilmu pertanian pertama dari PTS di Sumut, maka besar harapan Program Studi Doktor Ilmu Pertanian UMA mampu mendudukan UMA sesuai dengan pilar- pilar tersebut.
Prof. Dr. Ir. Zulkarnain Lubis, MS, Ph.D
(penjelasan kurikulum yang sudah dijalankan)
- Dari aspek sejarah dan posisi Sumut sebagai propinsi yang unggul dalam bidang perkebunan maka pengajuan program doktor ilmu pertanian ini memang didasarkan atas hal tersebut. Dengan demikian, keunggulan dan core perkebunan tanaman tropis menjadi spesifikasi program studi ini. Diakui, core ini setelah membandingkan misalnya dengan USU yang spesifikasinya adalah pertanian. Dengan core perkebunan ini, diharapkan program doktor UMA memiliki keunggulan tersendiri.
- Perjalanan awal program doktor ini dicirikan dengan latarbelakang/profesi mahasiswa adalah peneliti, dosen dan profesional (yakni yang bekerja pada perusahaan perkebunan, baik BUMN maupun Perusahaan Besar Swasta, PBS). Diharapkan lulusan program doktor ini mampu bukan saja memimpin organisasi perkebunan (dan stakeholdernya) tetapi juga harus mampu memecahkan masalah pada sistem perkebunan dan megembangkan sistem tersebut.
- Dalam perkuliaan terdapat inti inti mata kuliah mulai dari filsafat ilmu hingga mata kuliah pilihan, yang jumlahnya 6 mata kuliah. Evaluasi mahasiswa dalam bentuk ujian dilaksanakan secara lisan maupun tulisan, sesuai dengan peminatan dan bidang studinya (agroteknologi dan agribisnis).
- Total jumlah SKS yang dicapai mahasiswa adalah 46 SKS, yang diperoleh dari mata kuliah wajib dan mata kuliah pilhan. Jumlah SKS itu juga antara menyebar pada 3 semester perkuliahan.
- Dalam menyusun rencana penelitiannya, mahasiswa harus melalui 7 tahap yang dimulai dari pengajuan rencana penelitian, ujian komprihensif hingga ujian terbuka sebagai akhir dari masa pendidikan pada program doktor ilmu pertanian UMA.
- Artikel ilmiah yang wajib dipublikasi pada program doktor ilmu pertanian terdiri dari 3 artikel pada jurnal Shinta 4, 1 artikel pada jurnal internasional terindeks dan 1 kali menjadi presenter pada seminar internasional. Satu artikel pada jurnal internasional terindeks ini masoh perlu diputuskan apakah wajib pada jurnal dengan kualisifikasi Scopus atau cukup terindeks.
- Hingga saat ini, sudah memperoleh gelar doktor pada 2 bidang, yakni agribisnis dengan masa pendidikan 2, 8 tahun dan agroteknologi dengan masa pendidikan yang juga 2,8 tahun.
- Memang masih didapati kerancuan perihal core program doktor ini, karena sejumlah mahasiswa mengajukan judul penelitian disertasinya yang tidak berkaitan dengan perkebunan, seperti para mahasiswa yang mengajukan penelitian berbasis mangrove, dan sejumlah judul lain yang belum match dengan perkebunan. Sebagai catatan dua doktor yang telah menyelesaikan pendidikannya merupakan profesional dari BUMN dan PBS.
- Dari uraian yang sudah saya sampaikan maka memang relaksasi kurikulum diperlukan sehingga dapat menjawab masalah dan mungkin menghasilkan alternatif baru bagi pengelolaan program doktor ke depan
Prof. Ir. Achmadi Priyatmojo, M.Sc, Ph.D
- Hal yang perlu dalam mengevaluasi atau relaksasi kurikulum yang kita selenggarakan saat ini adalah positioning, dengan mempertimbangkan atau menggunakan SWOT. Dengan menempatkan berbagai keunggulan, tantangan, masalah dan ancaman yang kita identifikasi maka kita dapat menetapkan pada kuadran manakah kita berada. Misalnya, mengkaji apakah mahasiswa yang bukan saja peneliti dan dosen, apakah ini merupakan kelemahan atau tidak sehingga diperlukan relaksasi core, kurikulum bahkan berapa semester harus diadakan perkuliahan.
- Saya berpendapat bahwa perkuliahan atau mata kuliah perlu diefektifkan lagi. Kalau basic pendidikan doktor adalah by reseach, maka semua mata kuliah cukup diselesaikan 1 semester saja, dan semester selanjutnya tidak lagi dalam bentuk kuliah tetapi berfokus pada rencana rencana penelitian dan pelaksanaan penelitian. Namun ini memerlukan pembahasan bersama.
- Pada visi yang disusun, menjadi pertanyaan kita bersama apakah program doktor ini mencapai keunggulannya, paling tidak sejalan dengan pentahapan yang dipaparkan oleh PR 1.
- Efisiensi perkuliahan yang hanya 1 semester saja akan memperpendek masa pendidikan sehingga semester 2 sudah dapat melaksanakan penelitian. Core perkebunan saya lihat sudah tepat, sesuai dengan potensi dan spesifikasi Sumut. Pengembangannya terhadap rencana penelitian disertasi yang tidak match dengan perkebunan mungkin dapat mengaitkannya dengan perkebunan. Misalnya penelitian mengenai H dan P pada padi dapat disiasati dengan tambahan : pada kawasan perkebunan kelapa sawit.
- Perihal kewajiban diterbitkan pada jurnal, artikel mahasiswa dinilai berat. Sejumlah universitas cukup pada 1 jurnal saja, yang dapat didiskusikan harus pada kualifikasi scopus tau cukup terindeks?. ini memerlukan pembahasan dan ketegasan.
- Diakui untuk jurnal kualifikasi scopus dinilai berat, sehingga diperlukan pendampingan promotor yang intensif.
Dr. Jangkung Handoyo Mulyo, M.Ec
- Harus dipahami bahwa keberhasilan seorang mahasiswa memperoleh gelar doktor merupakan resultan dari seluruh stake holder pengelola program, bukan saja akibat pembimbingan promotor. Dengan demikian, maka kebersamaan dalam mind set yang sama dari seluruh dosen (dan pengelola lainnya) diperlukan. Dengan itulah maka program doktor ini dapat mencapai excelently nya.
- Apa yang hendak dicapai adalah dengan mengacu kepada visi sebagai guidance pengelola program doktor. Sedangkan misi – dari cermatan yang saya lakukan – umumnya dengan kalimat kalimat pendek. Visi, missi dan unsur unsur excelenlty perlu disusun secara bersama.
- Saya menggarisbawahi bahwa dalam menjalankan program studi ini, maka 2 hal yang harus menjadi pertimbangan yakni market driven atau science market. Keduanya menjadi pilihan yang erat kaitannya dengan jumlah mahasiswa, mutu dari penelitian (dan pengembangan). Ini patut mendapat pembahasan dan evaluasi yang mendalam sehingga program doktor UMA mendapatkan tempatnya dalam dunia pendidikan doktor di Sumut dan secara nasional.
- Kewajiban dimuatnya artikel pada jurnal menurut saya cukup 1 saja. Saya berpendapat, penerbitan artikel yang disajikan Prof. Ir. Zulkarnain Lubis, MS, Ph.D terlalu berat. Sejumlah Universitas di Jepang misalnya bahkan tidak memerlukan pemuatan artikel mahasiswa doktor pada jurnal.
- Urutan dari 7 tahap proses akademik yang disajikan menurut saya perlu disusun ulang, baik dalam tinjauan kegiatannya maupun tahap yang dinilai relatif banyak sehingga turut memperlambat waktu penyelesaikan pendidikan mahasiswa.
- Perihal peristilahan, perlu dibahas untuk konsistensinya. Saya melihat digunakannya pengelolaan perkebunan, perkebunan yang berkelanjutan, bahkan tanaman perkebunan tropis ?. Saya berpendapat kata tropis tidak perlu digunakan, dan ketegasan diperlukan terhadap terminologi yang masih berbeda ini.
Prof. Ir. Achmadi Priyatmojo, M.Sc, Ph.D
- Sedikit tambahan dari saya bahwa melihat distribusi mahasiswa yang terdiri dari dosen, peneliti dan profesional, memang perlu pembahasan lebih lanjut lagi apakah tetap dengan core perkebunan atau dikembangkan dengan ilmu pertanian.
- Pembahasan ini juga dengan mempertimbangkan kesesuaian kepakaran para dosen, yang biasanya ditetapkan berdasarkan topik penelitian saat dosen tersebut menyelesaikan disertasinya. Kata lainnya, juga diperlukan linearitas para dosen.
Prof. Ir. Zulkarnain Lubis, MS, Ph.D
- Menanggapi komentar dan saran, maka justru perkuliahan dipikirkan untuk 3 semester dengan pertimbangan bahwa masih diperlukan penajaman terhadap penelitian disertasi yang hendak dilaksanakan. Pada sisi lain, 3 semester ini diperlukan agar mahasiswa konsisten untuk hadir di kampus demi penajaman tersebut.
- Seperti diketahui, mahasiswa profesional umumnya memerlukan “ikatan” khusus dengan kampus mengingar profesi mereka dapat menyita waktu sehingga memperlambat ketamatan atau kegiatan akademik lainnya.
- Preliminary test masih diperlukan untuk dibawa sebagai bagian dalam pertemuan selanjutnya.
- Core perkebunan memang dapat dipandang lebih fleksibel karena sejumlah mahasiswa sudah menyiapkan topik disertasi yang berhubungan dengan pekerjaan mereka seharian. Karena itu, core ini memang perlu dievaluasi dan dianalisis kembali : apakah tetap sempit dengan core perkebunan atau dikembangkan sejalan dengan kebutuhan para mahasiswa dengan topik penelitian yang berbeda dengan core.
- Memang kita masih juga harus berada dalam wacana pembahasan : kuantitas atau kualitas, terutama terhadap artikel yang dimuat pada jurnal. Saya sependapat bahwa kesyaratan pada jurnal scopus tidak suatu keharusan.
Prof. Dr. Ir. Retna Astuti Kuswardani, MS
- Visi dan misi yang disusun memang diakui sejalan dengan pengajuan usulan untuk membuka program doktor pada program studi pasca sarjana di UMA. Setelah mempelajari dan membandingkan dengan program yang sama di Malaysia dan Thailand maka diajukan tanaman perkebunan tropis. Saat itu, kami berfokus pada tanaman perkebunan kelapa sawit, karet, kopi, kakao dan teh. Itulah tanaman perkebunan yang menjadi core pada program doktor.
- Sejalan dengan perkembangan, terutama aspek kemahasiswaan yang mendaftar memang menjadi pembahasan lagi serta apakah perubahan ini bila diputuskan diperkenankan oleh Kemenristek?.
- Pengalaman kami menunjukkan bahwa dengan perkuliahan hingg 3 semester seringkali mahasiswa masih belum tepat benar mengetahui apa yang hendak diteliti untuk disertasi. Karena itu, dengan 46 SKS yang menyebar pada 3 semester perkuliahan, kewajiban pemuatan artikel pada jurnal, dan novelitas hasil penelitian masih diperlukan.
- Mengenai standar mutu doktor menurut saya cukup pada jurnal bereputasi.
Dr. Ir. Hj. R. Sabrina, M.Si
- Harap dipertimbangkan, pencapaian visi 2025 yang tinggal 2 tahun ke depan merupakan suatu pekerjaan berat. Diperlukan penyusunan visi dengan mempertimbangkan rencana jangka panjang dan penyusunan visi paling tidak dalam 5 tahun ke depan.
- Kiranya juga dipertimbangkan core yang lebih meluas mengingat Sumut juga memiliki sumber daya alam yang potensial dari aspek perikanan (Sumut yang memiliki pantai barat dan pantai timur misalnya). Hal ini juga mempertimbangkan pasar, yakni mahasiswa yang misalnya saat ini mengajukan penelitian perikanan/mangrove.
- Saya berpendapat bilamana perkuliahan hanya 1 semester, maka pertemuan pertemuan berikut yang intensif antara mahasiswa dan promotornya dapat diagendakan, bahkan dinilai sebagai pertemuan formal akademik.
- Pemuatan artikel pada jurnal menurut saya cukup terindeks, tidak harus pada kualifikasi scopus.
Dr. Zahari Zen, M.Sc
- Perlu kita membahas dan mendiskusikan apakah pendidikan program doktor ditempuh melalui riset atau perkuliahan (by research atau by course). Hal ini penting bila kita mempertimbangkan mazhab pendidikan doktor di Eropa dan Amerika misalnya. Sejumlah universitas ada yang menerapkan by research, dan ada pula yang hanya by course saja. Atau kita menganut kombinasi keduanya?
- Pengalaman saya dari UIN misalnya program doktor meliputi perkuliahan 3 semester lebih didasarkan pada perlunya penguatan bidang keislaman.
- Penguatan materi perkuliahan dapat dilakukan melalui workshop, seat in, perkuliahan yang mendapat tambahan. Pengalaman saya menunjukkan ada dosen yang mengajar pada bidang agribisnis yang tidak kompeten, sehingga kita juga memerlukan up grading para dosen.
Dr. Jangkung Handoyo Mulyo, M.Ec
- Sejumlah mahasiswa yang memang mampu menyelesaikan pendidikan doktornya tepat waktu sudah dianggap bagus, tetapi secara umum penyelesaikan pendidikan doktor 3 tahun saja sudah sanga berat dan sulit.
- Saya sependapat bahwa kewajiban pemuatan artikel mahasiswa pada jurnal cukup 1 saja, yang bereputasi.
- Istilah manajemen perkebunan, perlu dipertegas dan dijelaskan lagi karena konsepnya adalah mengandung makna ada yang dikelola. Ini akan menjabar kapada agribisns dan agroteknologi.
- Saya setuju bahwa para dosen juga wajib untuk up grading
- Menarik bilamana mahasiswa sebagai pasar melihat sejumlah keunggulan dalam komunikasi dosen dengan mahasiswa pada program doktor UMA. Itu menjadi spesifikasi sehingga keputusan mahasiswa untuk menjadi mahasiswa bahkan berpindah dari program doktor USU misalnya, merupakan nilai tersendiri yang harus dikembangkan UMA.
Prof. Ir. Achmadi Priyatmojo, M.Sc, Ph.D
- Yang mengetahui kekuatan dan sejumlah item SWOT adalah bapak/ibu. Sejumlah perkembangan yang ada memang memerlukan penyesuaian lagi.
- Konsekuensi terhadap pasar jelas memerlukan SWOT lagi
- Bilamana pendidikan berfokus pada by research, maka sangat diperlukan effort dari promotor yang lebih intensif.
- Saya melihat saran dari Dr.Sabrina baik juga dipertimbangkan, yakni diperlukannya agenda pertemuan mahasiswa- promotor yang terjadwal. Pengalaman misalnya, bahwa laporan mingguan diperlukan dari mahasiswa untuk intensifnya pertemuan . Penggunaan teknologi dengan zoom misalnya bisa diterapkan.
- Perihal jurnal bereputasi untuk pemuatan artikel mahasiswa, perlu lagi penegasan dan penjelasan yang lebih rinci
Prof. Ir. Zulkarnain Lubis, MS, Ph.D
- Visi 2025 disusun pada 2019, sehingga memang pencapaian visi itu bukan dilihat pada 2 tahun ke depan, tetapi sudah disusun 3 tahun lalu. Dengan demikian, ke depan memang harus menyusun visi lagi, sejalan dengan visi pada skala universitas sebagai acuannya.
- Dosen, pada beberapa mata kuliah memang tidak linier, tetapi mengingat dosen sebagai team teaching masih memerlukan dosen dengan latar belakang yang tidak agribisnis atau agroteknologi mengingat beberapa seri perkuliahan memang memerlukan kedisiplinan tersebut, meski tidak linier dengan mata kuliah tertentu.
- Memang masih memerlukan pembahasan kita bersama : apakah core dengan skala sempit hanya perkebunan atau diperluan ?. juga apakah pendidikan doktor berbasis pada by course atay by research, atau kombinasi keduanya ?. Disertasi atau hanya pada penerbitan artikel artikel pada jurnal ?. Market driven atau science driven ?. Hal ini sangat memerlukan kebersamaan kita untuk membahasnya kembali.
Sesi II (14.00 – 16.00 WIB)
Prof. Ir. Zulkarnain Lubis, MS, Ph.D
(penjelasan road map penelitian dan pengabdian )
Road map penelitian dan pengembangan yang disusun pada program doktor ilmu pertanian tidak terlepas dari waktu, para dosen, dan keterbatasan lainnya saat pengajuan keizinannya ke Kementerian. Ada beberapa dosen yang terlibat dalam penyusunan roadmap yang hadir saat ini, tetapi diakui bahwa road map belum holistik dan masih bersiat general/umum.
- Road map penelitian disusun lebih kepada bidang bidang penelitian agroteknologi dan agribisnis. Dari ppt yang disajikan dapat dilhat bahwa tiap tiap bidang diproyeksikan menghasilkan penelitian dengan kualifikasi : efektivitas, efisiensi dan produktivitas perkebunan pada level perusahaan maupun pekebun rakyat.
- Demikian juga road map pengembangan, masih terasa diperlukannya penyempurnakan oleh karena belum secara rinci mencantumkan proyeksi pengembangan menurut produk penelitian yang spesifik.
- Road map pengembangan belum diimplementasikan oleh seluruh dosen program doktor bersama tim nya (mahasiswa). Beberapa dosen dan timnya sudah melaksanakan pengembangan ini.
- Sangat dibutuhkan masukan untuk penyempurnaan road map penelitian dan pengembangan ini.
Prof. Ir. Achmadi Priyatmojo, M.Sc, Ph.D
- Rencana induk baik dalam road map penelitian dan pengembangan berkaitan dengan visi dan misi karena itu penyusunannya memerlukan kaitan dengan visi dan misi skala universitas.
- Hal ini kemudian link dengan LP2M dan menjadi acuan bagi program studi
- Saya melihat road map masih merupaka topik topik kajian yang digunakan untuk disertasi, belum seperti road map ideal, yakni terdiri dari tahapan tahapan dan pencapaian dari tiap waktu. Karena itu, perlu disempurnakan lagi road map yang sudah disusun sehingga menjadi road map ideal dari sebuah program doktor
- Penelitian misalnya, seperti apa dan apa yang menjadi pencapaian ?. faktor waktu dari tiap tahap pada road map penelitian dan pengembangan juga perlu dipertimbangkan
Dr. Jangkung Handoyo Mulyo, M.Ec
- Road map harus memiliki 3 indikator yakni positioning, tujuan dan kondisi yang dicita citakan. Karena itu diperlukan step/langkah apa yang hendak dilakukan dan yang hendak dicapai.
- Saya melihat road map masih sangat umum sifatnya dan perlu memang ada tahapan dan batasan batasan untuk mencapai tujuan setiap tahapan
Prof. Ir. Achmadi Priyatmojo, M.Sc, Ph.D
- Hal core, memang kembali kepada pilihan apakah perkebunan atau diperluas menjadi ilmu pertanian.
- Tetapi harus juga dipertimbangkan kekhasan program doktor UMA, sehingga bila ada mahasiswa yang ingin melakukan penelitian sejala ndengan kekhasaan/core tsb, maka ybs pasti akan mendaftar sebagai mahasiswa.
- Tetap sempit atau diperluas pada akhirnya dapat pula disiasati sesuai dengan visi dan misi.
- Bilamana sudah – misalnya 80% dari pencapaian sudah memenuhi target, biasanya program studi sudah “on track”.
Dr. Jangkung Handoyo Mulyo, M.Ec
- Saya tambahkan markket driven dan science driven juga harus mengait kepada evidance based policies.
- Jadi, pertimbangan terhadap core ini perlu mendapat pembahasan yang mendalam.
Dr. Zahari Zen, M.Sc
- Terminologi sustabaible agriculture yang meliputi aspek agroteknologi dan agribisnis saya pandang ideal juga dan seluruh topik/bidang bidang dapat berpusat kepada terminologi tsb
- Demikian juga dimensi climate change patut dipertimbangkan, sejalan dengan isu isu internasional yang saat ini hangat.
- Sustanaible plantation sebagai visi saya lihat juga potensial untuk digunakan pada relaksasi kurikulum ini.
Dr. Ir. Syahbudin Hasibuan, M.Si
- Visi dan misi pada dasarnya top down. Dengan kata lain, program studi mengacu kepada visi dan misi yang ditetapkan pada skala universitas. Dengan demikian, perubahan perubahan visi dan misi pada program doktor ini perlu dilakukan dengan cermat.
- Visi dan misi juga harus mencakup indikator
- Saya sependapat dengan Prof Ipik, bahwa perkuliahan cukup 1 semester dan kegiatan akademik untuk penajaman dapat dalam bentuk sajian topik khusus. Topik khusus dengan bobot SKS dan hasilnya dapat dipublikasi sebagai bagian yang mempertajam rencana penelitian disertasi. Pada beberapa universitas, kegiatan topik khusus ini diterapkan.
- Mapping para mahasiswa menunjukkan bahwa proses pendidikan doktor seperti dipaksakan, sering “salah tempat” dan bahkan tidak match dengan kemampuan.
Prof. Ir. Achmadi Priyatmojo, M.Sc, Ph.D
- Evaluasi promotor memang sangat besar dan dominan terhadap mahasiswa yang dibimbing. Di UGM misalnya penentuan promotor dilakukan setelah mencermati outline penelitian, yang kemudian segera dikeluarkannya SK promotor. Tetapi acapkali juga sudah ada komunikasi informal antara mahasisw – promotor
- Pengalaman menunjukkan bahwa intensitas pertemuan mahasiswa – promotor yang dilakukan pada semester 1 menghasilkan mahasiswa sudah langsung dapat melakukan ujian komprihensif. Prosedur ini akan mempersingkat perkuliahan untuk segera melaksanakan penelitian.
Dr. Ir. Siti Mardiana, M.Si
- Sejak awal saya berpendapat bahwa PTS memang mengalami kesulitan perihal jumlah mahasiswa.
- Pilihan yang berhubungan dengan kemungkinan perubahan core memang sesuatu yang sulit dan menjadi dilema bagi kita. Ada harapan memang untuk tidak terlalu sempit pada core perkebunan dalam hubungannya dengan peningkatan jumlah mahasiswa.
Dr. Ir. Sumihar Hutapea, MS
- Pada awal pengajuan program doktor UMA memang masih menggunakan visi universitas 2019-2025. Menjadi pertanyaan apakah dengan mengganti visi, sejalan dengan perubahan core perkebunan, tidakkah ini menjadi berbeda dengan proposal pembukaan program doktor UMA ?
- Kemudian menjadi pertanyaan kita bersama, apakah dengan perubahan itu apa yang membedakan UMA dengan universitas lain yang juga menyelenggarakan program doktor ?
- Pada road map penelitian dan pengembangan memang memerlukan tahapan yang disertai skala waktu untuk mencapainya. Diperlukan contoh road map penelitian dan pengabdian, agar dapat menjadi referensi bagi program doktor UMA.
Dr. Ir. Zulheri Noer, MP
- Visi dan misi yang perlu direlaksasi dan hal ini berhubungan dengan visi dan misi universitas.
- Memang perlu kajian lebih mendalam dan visioner apakah kita tetap pada core perkebunan atau kemudian mengembangkannya dalam rangka orientasi pasar atau mahasiswa yang mendaftar.
- Pada prinsipnya saya berpendapat revisi diperlukan pada visi dan misi kita, baru kemudian merevisi core yang kelak berhubungan dengan perubahan perubahan pada kurikulum dan road map penelitian dan pengembangan.
Dr. Jangkung Handoyo Mulyo, M.Ec
- Mengacu kepada pendapat Dr.Zoelhery, maka diperlukan guidance.
- Ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yakni service excelent, custumer satisfaction, dan costumer loyaling.
- Karena itu keunggulan dan kekhasan pada lingkup program doktor selama ini seperti komunikasi yang intensif, dll patut dipertahankan dan dikembangkan sebagai nilai lebih program doktor ini.
Prof. Ir. Achmadi Priyatmojo, M.Sc, Ph.D
- Jadi, road map itu diibaratkan dengan tujuan dengan menggunakan berbagai perangkat transportasi. Pilihan pilihan ditetapkan setelah melihat keuntungan dan kerugian dari berbagai alternatif itu.
Prof. Dr. Ir. Mhd Buhari Sibuea, M.Si
- Saya melihat semua masih relevan pada program doktor UMA. Perkebunan sebagai core jelas relevan sejalan dengan potensi dan kekhasan Sumut. Dapat kita lihat misalnya PSR (program rehabilitasi sawit rakyat) selain sebagai potensi yang dapat diteliti juga merupakan bentuk agribisnis yang spesifik.
- Roadmap memang perlu disermpurnakan bila kita tetap menempatkan perkebunan sebagai core kita.
- Hal persyaratan pemuatan artikel sebagai kewajiban mahasiswa saya mengusulkan cukup 1 jurnal internasional dan 1 jurnal nasional.
Prof. Dr. Ir. Tri Martial, MP
- Kegiatan relaksasi ini menarik dan memang sudah mendesak untuk dilakukan
- Menjadi menarik where we are and where we go. dalam konteks inilah roadmap perlu disempurnakan dan perlu disusun secara detil/rinci.
- Saya berpendapat perlu revisi/penyusunan visi pasca 2025 dan itu dijadikan acuan untuk visi program doktor
- Mungkin kita dapat mengubah core menjadi berbasis keilmuan, atau misalnya dengan sustanaible tropical agriculture
Dr. Ir. Rachmad Adiwiganda, M.Sc
- Kata tropik pada perkebunan tropik jelas tidak perlu. Dengan kata lain; cukup perkebunan. Dengan demikian mungkin kita dapat pada core perkebunan berkesinambungan.
- Visi dan misi masih perlu penajaman.
Prof. Dr. Ir. Yusniar Lubis, M.MA
- Dari pengalaman kita bersama, maka mahasiswa dengan latar belakang profesional memang relaksasi diperlukan
- Perlu dipertiimbangkan kegiatan kegiatan akademik yang berhubungan dengan profesi mahasiswa yang juga terikat pada pekerjaan.
- Mungkin misalnya, seminar internasional sebagai syarat tidak usah, demikian juga saya melihat 7 tahapan yang harus dijalani mahasiswa berat karena itu perlu juga direlaksasi.
- Notulensi Kegiatan Hari Kedua (Sabtu, 10 Juni 2023)
- Dr. Jangkung Handoyo Mulyo, M.Ec
- Program Doktor adalah jenjang pendidikan tertinggi.
- UMA memiliki jenjang Pendidikan program sarjana, magister dan doktor.
- Penyusunan RPS harus memperhatikan jenjang pendidikan.
- Luaran program doktor : jurnal internasional bereputasi.
- Pengalaman mengajar di UGM : mahasiswa diminta mencari dua jurnal internasional bereputasi kemudian dipilih salah satu sebagai tugas yang akan dipresentasikan. Topik tugas berkaitan dengan materi pembelajaran.
- Prof. Ir. Achmadi Priyatmojo, M. Sc, Ph.D
- Visi Program Studi Doktor Ilmu Pertanian sudah memiliki keterkaitan dengan visi Universitas Medan Area dan Program Pascasarjana.
- SWOT :
S : Dosen Program Studi memiliki Profesor.
W : Sarana dan Prasarana seperti laboratorium belum lengkap.
O : Industri perkebunan di Sumatera Utara sudah maju sehingga membutuhkan doktor.
T : Kualitas dan keragaman input mahasiswa.
- Visi Program Studi Doktor Ilmu Pertanian sudah tepat fokus kepada perkebunan.
- Profil lulusan program doktor sudah sesuai : peneliti, akademisi, professional.
- Penyusunan kurikulum terdiri dari sikap, pengetahuan, ketrampilan umum dan ketrampilan khusus yang disesuaikan dengan program doktor.
- Dr. Ir. Siti Mardiana, M. Si
- Kurikulum Program Studi Doktor Ilmu Pertanian harus berdasarkan KKNI.
- UMA terbatas memiliki laboratorium karena UMA adalah PTS yang memiliki dana secara mandiri.
- Apa target tujuan pembelajaran Program Studi Doktor Ilmu Pertanian?
- UMA memiliki jenjang Pendidikan program sarjana, magister dan doktor.
- Dr. Zahari Zein, M. Sc
- Ada tambahan mata kuliah dasar seperti ilmu usahatani, ekonometrika dan perubahan lingkungan.
- Pengelolaan perkebunan kurang tepat karena sektor yang harus menyesuaikan dengan perubahan lingkungan.
- Prof. Ir. Zulkarnain Lubis, MS., Ph.D
- Ujian komprehensif akan dipindahkan di semester 3.
- Syarat ujian komprehensif adalah lulus seminar proposal, filsafat dan metodologi.
- Mata kuliah dasar di konsentrasi agribisnis akan ditambah namun tidak setuju dengan penambahan mata kuliah usahatani.
- Pengelolaan perkebunan kurang tepat karena sektor yang harus menyesuaikan dengan perubahan lingkungan.
- Jumlah publikasi akan dikurangi
- Disertasi terkait : kedalaman, keluasan, novelty (kemanfaatan dan metodologi), ruang lingkup.
- Dr. Jangkung Handoyo Mulyo, M.Ec
- Fokus program studi pada pengelolaan perkebunan sudah tepat karena visi program studi sudah memiliki ciri khas.
- Penggunaan mata kuliah ekonometrika cenderung kepada ahli ekonomi, agribisnis dapat menggunakan mata kuliah metode analisis kuantitatif.
- Pengenalan mata kuliah dasar dapat diberikan melalui kegiatan matrikulasi.
- Novelty essensial dan harus menunjukkan state of art tema disertasi.
- Disertasi tidak harus luas tetapi mendalam.
- Prof. Ir. Achmadi Priyatmojo, M. Sc., Ph.D
- Program Studi Doktor Ilmu Pertanian dapat menyampaikan kepada mahasiswa bahwa seseorang yang ingin kuliah program doktor harus memiliki motivasi sebagai pembelajar mandiri, inisiatif harus dari mahasiswa, kemudian didiskusikan dengan dosen dan kolega untuk memiliki pencerahan.
- Waktu perkuliahan 3 tahun di Program Studi Doktor Ilmu Pertanian dapat menjadi daya Tarik bagi calon mahasiswa.
- Perkuliahan hanya di Semester 1 dan UTS di semester 1 ditetapkan SK Promotor dan Co Promotor.
- Kaprodi menetapkan jadwal seminar proposal dan ujian komprehensif.
- Prof. Ir. Zulkarnain Lubis, MS, Ph.D
- Penambahan mata kuliah tentang ; writing english article, metode analisis kuantitatif dan penulisan ilmiah.
- Penggunaan software pengolahan data.
- Prof. Dr. Ir. Retna Astuti Kuswardani, MS
- Akan dibentuk tim kecil untuk menyusun kurikulum Program Studi Doktor Ilmu Pertanian.
- Penyusunan kurikulum salah satu tujuan mempersiapkan reakreditasi.
- Matrikulasi perkuliahan akan dilaksanakan pada jumat dan sabtu selama 6 minggu.
- Mata kuliah akan diberikan pada semester 1 dan 2 untuk meningkatkan komunikasi prodi dan mahasiswa.
- Prof. Ir. Achmadi Priyatmojo, M. Sc., Ph.D
Jurnal sebagai publikasi mahasiswa harus diperhatikan agar mahasiswa tidak mempublish jurnal di jurnal abal-abal karena berkaitan dengan pengurusan kelayakan guru besar bagi mahasiswa doktor yang berasal dari akademisi.
- Jangkung Handoyo Mulyo, M.Ec
Beberapa hal yang krusial:
- Shifting paradigm : gelar atau kualitas? Berpengaruh pada perilaku organisasi. Orientasi berdasarkan pada penjaminan mutu yang akhirnya dapat digunakan untuk promosi.
- Memberikan service yang excellent untuk memberikan kenyamanan kepada mahasiswa yang akhirnya dapat digunakan untuk promosi.
- Dr. Ir. Zulheri Noer, MP
- Penetapan syarat mahasiswa diperketat misalnya tidak menerima mahasiswa dari latar belakang pendidikan perikanan.
- Matrikulasi dapat dilaksanakan selama 3 bulan.
- Mata kuliah yang hanya diberikan pada semester 1: akan mempengaruhi jarangnya mahasiswa dating ke kampus.
- Perlu ada ketentuan matrikulasi atau sit in.
- Prof. Ir. Achmadi Priyatmojo, M. Sc., Ph.D
Proses pembelajaran yang perlu dicari strateginya misalnya tugas terstruktur.
- Ir. Zulkarnain Lubis, MS, Ph.D
- Persyaratan mahasiswa agroteknologi sesuai rumpun ilmu pertanian (termasuk perikanan) dan agribisnis sesuai rumpun ilmu pertanian dan atau ilmu ekonomi.
- Fokus program studi ke pengelolaan perkebunan akan diperluas jika sumber daya mencukupi.
- Setiap tahun target jumlah mahasiswa adalah 10 orang dan realisasi jumlah mahasiswa setiap Angkatan berbeda-beda. Ada Angkatan yang jumlah mahasiswanya kurang dari 10 dan ada yang 12 orang.
- Program Studi Doktor Ilmu Pertanian tidak mau abal-abal.
- Kelulusan 3 tahun adalah peluang yang ditentukan oleh promotor, mahasiswa dan manajamen.
- Ihsan Effendi, SE, M. Si
Tips mahasiswa bimbingan cepat lulus pada Program Studi Doktor Ilmu Pertanian adalah : komunikasi yang intens antara promotor, co promotor dan mahasiswa.
- Prof. Ir. Achmadi Priyatmojo, M. Sc., Ph.D
Co Promotor dijadikan sebagai corresponding author agar co promotor dapat memperoleh kum sehingga mempercepat peningkatan jabatan akademik co promotor ke guru besar.
Program Studi Doktor Ilmu Pertanian memberikan arahan kepada mahasiswa bahwa mahasiswa yang menentukan kelulusan dalam waktu 3 tahun. Niat dan semangat mahasiswa, serta pembimbing meluangkan waktu untuk bimbingan dengan mahasiswa.
RESUME
Visi Misi DIP harus mengacu pada rencana induk universitas di Tahun 2037. Dalam pembuatan visi misi harus ada indicator yang akan dicapai. Ciri khas PS DIP sudah sesuai yaitu Perkebunan Tropis, namun jika ingin diperbaiki maka harus mengetahui dan juga harus mengetahui ketercapaian yang akan dicapai, proses yang akan dilalui serta tindakan yang akan dilakukan. Profil lulusan PS DIP juga sudah sesuai yaitu adanya pendidik, peneliti dan professional. Sehingga dalam pembuatan RPS juga harus memperhatikan KKNI karena akan mempengaruhi mata kuliah.
Mata kuliah yang ada di PS DIP bisa ditambahkan dengan beberapa mata kuliah lainnya. Selain itu, efektivitas dan efisiensi perkuliahan di PS DIP dapat dilakukan dengan 2 hal diantaranya : (a) perkuliahan dapat dilakukan di semester pertama, dan untuk semester selanjutnya dibuatkan jadwal bimbingan disertasi secara intensif, atau (b) perkuliahan dilakukan pada semester 1 dan semester 2, mengingat jumlah biaya yang akan dikeluarkan oleh Mahasiswa tidak terlalu besar. Sebagai tambahan, pemilihann 2 hal tersebut juga akan mempengaruhi pelaksanaan ujian comprehensive, dimana comprehensive dapat dilakukan setelah Mahasiswa melakukan seminar proposal dan sudah mengambil semua mata kuliah. Sehingga, dalam perbaikan kurikulum harus ada analisis SWOT yang berkaitan dengan tenaga pendidik, sarana dan prasarana, stakeholder, dan kualitas dan keragaman input Mahasiswa.
Dalam proses pelaksanaan disertasi, lulus dalam kurun waktu 3 tahun sudah tepat sebagai icon untuk promosi. Hal ini dikarenakan bimbingan disertasi secara intensif. Berkaitan dengan kelulusan Mahasiswa, hasil dari workshop menyarankan untuk mengurangi jumlah publikasi. Publikasi yang diajukan hanya 1 jurnal dengan ketentuan harus terpublikasi pada jurnal bereputasi dan atau terakreditasi. Pemilihan tempat publikasi juga akan mempengaruhi terkait kualitas publikasi dan juga kinerja promotor. Sebagai tambahan, Novelty dari hasil penelitian juga harus mendalam bukan meluas.
Acara Relaksasi Kurikulum Program Studi Doktor Ilmu Pertanian ini berlangsung dengan lancar, terlihat dari jumlah peserta yang hadir dan antusiasme peserta selama acara berlangsung. Di akhir acara kedua narasumber berfoto bersama seluruh peserta yang hadir.