Dewan Kopi Indonesia (Dekopi) telah menetapkan Hari Kopi Nasional jatuh pada 11 Maret pada 2018 silam. Penetapan Hari Kopi tersebut diawali dengan pameran kopi di Intermark Convention Hall, Serpong. Saat ini kopi Indonesia masih menjadi komoditas primadona, tak hanya di pasar ekspor, di pasar dalam negeri permintaannya juga tergolong bagus. Apalagi, mulai banyak coffee shop yang menjamur di kota-kota besar. Daya tarik komoditas kopi memiliki peranan penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia.
Gambar 1 . Tanaman Kopi
Menurut Kemenko Perekonomian
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan, kopi merupakan komoditas perkebunan ketiga terbesar setelah karet dan sawit dengan persentase kontribusi terhadap PDB perkebunan sebesar 16,15 persen. Kurang lebih sebanyak 7,8 juta jiwa yang mencari sumber rezeki dari kopi. Saat ini Indonesia menjadi produsen kopi terbesar ke-4 di dunia setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia.
Menurut Airlangga, dalam 10 tahun terakhir, industri kopi berhasil mengalami pertumbuhan yang siginfikan, yakni mencapai 250 persen.
Selain itu, ada lagi jenis kopi lokal lain yang tidak kalah sedap, yakni kopi liberika asal Riau, kopi sidikalang asal Sumatera Utara, kopi flores bajawa, kopi temanggung, kopi lampung, dan lain-lain.
Berdasarkan data yang tercatat di laporan Statistik Indonesia, jumlah produksi kopi Indonesia pada 2021 mencapai 774,60 ribu ton. Jumlah tersebut meningkat sebanyak 1,62 persen dari tahun sebelumnya, sebesar 762,20 ribu ton.
Produksi kopi terbesar di Indonesia berada di Sumatera Selatan. Jumlah produksi kopi dari provinsi ini mencapai 201,40 ribu ton. Selanjutnya, disusul oleh Lampung yang mampu menghasilkan kopi sebanyak 118 ribu ton, lalu Sumatera Utara dan Aceh masing-masing sebanyak 76,80 ribu ton dan 74,20 ribu ton.
Adapun nilai ekspor kopi di tanah air mencapai USD842,52 juta. Nilai ekspor tersebut naik sebanyak 4,11 persen dibanding 2020.