Indonesia menduduki peringkat ketiga dunia dalam hal produksi kopi. Brazil dan Vietnam masing menduduki posisi pertama dan kedua penghasil kopi dunia. Padahal, dahulu petani kopi Vietnam belajar dari Indonesia untuk pengembangan budidaya kopi. Produksi Vietnam saat ini mencapai 2 ton/ha per tahun. Sementara itu, Indonesia per tahunnya rata-rata masih 800—1.800 kg/ha.
“Penurunan sejumlah komoditas ekonomi kerap disebut antara lain karena harga komoditas yang mengalami penurunan seperti hasil tambang, kelapa sawit, dan karet. Tapi komoditas yang ada hubungannya dengan makanan tidak turun seperti kopi dan udang. Malah kalau dihitung dengan rupiah itu naik, karena dengan rupiah melemah, pendapatan petani itu naik. Kopi saat ini bukan hanya minuman tetapi gaya hidup,” jelas Jusuf Kalla seperti dikutip dari Investor Daily (15/2) saat memimpin rapat pengembangan kopi nasional di rumah dinas Gubernur Lampung di Bandarlampung, Sabtu (13/2).
Oleh karena itu, pemerintah berupaya meningkatkan produkstivitas kopi dengan pemberian dana Rp1,5 triliun. “Untuk menggenjot produksi dalam hal ini produktivitas, pemerintah pusat segera menggulirkan Rp 1,5 triliun dalam lima tahun ke depan. Ada 11 daerah yang mendapatkan dana pengembangan budi daya kopi itu,” jelas Kalla.
Dana Rp1,5 triliun ini akan digunakan pemerintah untuk memberikan pelatihan dan pembinaan cara bertani kopi kepada para petani. Dengan begitu, akan didapatkan kuantitas kopi yang lebih tinggi lagi dan kualitas yang semakin baik.