Gangguan tanaman jagung bukan hanya datang dari patogen yang dapat menyebabkan tanaman jagung tumbuh merana lantaran tanaman terserang berbagai macam penyakit jagung. Pertumbuhan tanaman juga bisa terhambat karena beberapa faktor, seperti kekurangan air, kelebihan air, kekurangan pupuk, kelebihan pupuk, dan terkena pestisida. Kondisi ini disebut sebagai penyakit fisiologis.
Gambar 1. Tanaman Jagung
Penyakit fisiologis sama berbahayanya seperti penyakit yang disebabkan oleh patogen, seperti penyakit bulai, hawar daun, karat daun, bakteri busuk batang, gosong, dan virus mosaik kerdil jagung. Umumnya, penyakit yang disebabkan oleh patogen menyerang jagung manis pada fase awal dan fase akhir.
Tanaman jagung yang mengalami penyakit fisiologis juga akan tumbuh tidak normal dan hasil yang didapatkan tidak maksimal. Berikut ini beberapa penyakit fisiologis yang dapat menyerang tanaman jagung.
Kekeringan
Tanaman yang mengalami kekeringan akan mengalami perubahan warna dari hijau menjadi keabu-abuan dan daun-daun tanaman menggulung sebesar pensil.
Udara kering
Kondisi udara yang kering dapat menyebabkan pembentukan rambut lambat dan persarian tidak sempurna ketika pembentukan biji.
Zat kimia
Gangguan karena zat kimia dapat menyebabkan ujung dan tepi daun seperti terbakar. Jaringan daun mati dan daunnya bertopi putih.
Kekurangan nitrogen
Tanaman yang mengalami kahat nitrogen akan mengalami perubahan warna menjadi kekuningan di bagian ujung daunnya dan berkembang sepanjang tulang daun utama. Kekurangan nitrogen juga dapat menyebabkan tongkol jagung menjadi kecil, kadar protein rendah, dan bagian ujung tongkol tidak berbiji.
Ketidakseimbangan unsur hara
Kandungan unsur hara yang tidak seimbang dapat menyebabkan rambut jagung berwarna hijau ketika tongkol sudah banyak. Kondisi ini dapat terjadi karena tanaman terlalu banyak dipupuk nitrogen.
Kekurangan fosfor
Kekurangan fosfor dapat menyebabkan daun tanaman berwarna ungu kemerahan, terutama pada tanaman yang masih muda. Kekurangan fosfor juga menyebabkan ukuran tongkol kecil, kering bengkok, dan pembentukan biji berlangsung tidak sempurna.
Kekurangan kalium
Kahat kalium ditandai dengan pembentukan tongkol yang tidak sempurna. Bagian ujung tongkol tidak berbiji penuh dan bijinya jarang.