Lampung merupakan salah satu sentra penghasil kakao di Indonesia. Perkebunan kakao tersebar di Kabupaten Pesawaran, Tanggamus, Lampung Tengah, dan Lampung Timur. Luas lahan kakao di Lampung pada 2020 tercatat mencapai 79.356 hektare dengan produksi mencapai 58.852 ton. Jumlah tersebut membuat Lampung menjadi penyumbang kakao terbanyak kelima di Indonesia. Sayangnya, produksi seringkali terhambat karena serangan OPT tanaman kakao yang dapat menurunkan hasil panen atau bahkan gagal panen.
Gambar 1. Kakao
OPT
Organisme pengganggu tanaman (OPT) yang sering menyerang tanaman kakao adalah penggerek buah kakao (PBK), pengisap buah kakao (Helopeltis sp.), penggerek batang/cabang (Zeuzera sp.), dan penyakit busuk buah (Phytophthora sp.). Pada triwulan III 2021 serangan penyakit busuk buah kakao di Lampung mencapai 2.235 hektare, hama PBK 2.250,85 hektare, dan serangan kepik pengisap buah sebesar 2.461 hektare.
Dalam rangka melakukan tindakan pengendalian OPT dengan pestisida nabati, UPTD Proteksi Dinas Perkebunan Provinsi Lampung bersama Penyuluh Lapangan Kabupaten Pesawaran melakukan verifikasi CP/CL terlebih dahulu kepada dua kelompok tani (KT) yang berada di Pesawaran. Kedua kelompok tani tersebut adalah KT Subur 6 di Desa Padang Ratu dan KT Mekar Abadi 1 di Desa Sinar Harapan.
Pengamatan OPT Perkebunan
KT Subur 6 diketahui memiliki kebun seluas 15 hektare dan varietas tanaman kakao yang ditanam adalah MCCO2 yang tahan terhadap VSD dan Sulawesi 2. Selama ini petani melakukan pengendalian OPT tanaman kakao dengan penyemprotan, pemangkasan, intensitas panen sering, dan insektisida.
Adapun KT Mekar Abadi memiliki kebun kakao seluas 15 hektare dengan klon kakao yang ditanam adalah Sulawesi 1 dan Sulawesi 2. Pekebun melakukan tumpang sari di kebun kakao dengan menanam pisang, cabai, lada, dan pala. Kebun KT Mekar Abadi terlihat banyak diserang OPT seperti PBK, busuk buah, penggerek batang, VSD, dan kepik pengisap buah kakao. Selain itu, ada juga hama yang kerap merugikan petani seperti bajing dan tupai.
Penanganan OPT Perkebunan
Upaya penting untuk menjaga tanaman kakao dari serangan OPT adalah meningkatkan kesehatan tanaman dengan memberikan pupuk yang seimbang. Selanjutnya, dalam pengamatan lapangan ditemui sanitasi kebun karet yang berada di sekitar tidak dijaga dengan baik. Padahal, sanitasi menjadi bagian penting untuk mencegah serangan OPT.
Menurut Para Penyuluh
Para penyuluh yang telah melakukan verifikasi dan pengamatan lapangan memberikan beberapa saran kepada kedua KT tanaman kakao. Saran tersebut adalah melakukan sanitasi kebun dengan memusnahkan buah yang sudah rusak, menggunakan pupuk sesuai anjuran, melakukan penyemprotan dengan agen pengendali hayati Beauveria bassiana dengan dosis 20 gram/2 liter air, dan sarungisasi (membungkus) buah kakao.
Berdasarkan hasil verifikasi, Kelompok Tani Subur 6 dan Kelompok Mekar Abadi 1 dinyatakan layak mendapatkan bantuan pestisida nabati dalam rangka meningkatkan produktivitas.