Selama ini Indonesia terkenal sebagai salah satu negara penghasil beras karena mayoritas penduduk menjadikan beras sebagai makanan pokok. Tingginya produksi padi di Indonesia membuat jumlah hasil sampingan dari tanaman padi seperti jerami dan sekam juga tinggi. Selama ini, jerami dan sekam padi sering dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat pupuk organik atau pakan ternak. Tahukah Anda, limbah jerami dan padi juga dapat menjadi bahan bakar alternatif.
Gambar 1. Limbah Jerami
Sekitar 36–62 persen jerami di Indonesia dibakar atau dikembalikan ke tanah sebagai kompos, 31–39 persen digunakan sebagai pakan ternak, dan sisanya sekitar 8–16 persen digunakan untuk keperluan industri. Jumlahnya selalu melimpah saat musim panen tiba sehingga perlu diolah dengan baik agar tidak menimbulkan kerusakan di lingkungan.
Sementara itu, untuk sekam padi, Indonesia yang memiliki sekitar 60.000 mesin penggiling padi yang tersebar di seluruh daerah dapat menghasilkan sekam padi sebanyak 15 juta ton per tahun. Beberapa mesin yang berkapasitas besar dapat menghasilkan sekam sebanyak 10–20 ton per hari.
“Jerami dan sekam padi sebenarnya adalah salah satu sumber energi biomasa yang dipandang penting untuk menanggulangi krisis energi belakangan ini, khususnya di daerah pedesaan,” kata Fadjry.
Balitbangtan telah melakukan penelitan terhadap bahan bakar biopelet yang terbuat dari limbah biomassa padi. Pelet ini terbuat dari proses denfisikasi atau pembriketan biomassa dengan meningkatkan karakteristik fisik dan nilai kalorinya. Nilai kalori yang tinggi dapat membuat pembakaran menjadi lebih sempurna karena lebih cepat panas.
Selain memanfaatkan limbah dari biomassa padi, biopelet dari jerami dan sekam terkenal ramah lingkungan sehingga mengurangi dampak kerusakan lingkungan.
