Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan peningkatan kompetisi sumber daya manusia (SDM) pertanian untuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Peningkatan kualitas SDM tersebut dilakukan melalui pelatihan yang diberikan kepada petani dan penyuluh. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan, negara-negara G20 bersepakat untuk mengusung mandat zero hunger di tengah dampak perubahan iklim.

“Apa yang kita buat ini adalah sesuatu yang hebat, sesuatu yang luar biasa, sesuatu yang sangat penting bagi negara bangsa dan rakyat. Menghadapi suatu tantangan yang ada dan kondisi yang unpredictable seperti climate change dan tentu dampak pandemi Covid-19, climate change seperti ini baru kita hadapi. Oleh karena itu, ini luar biasa, kondisi ini tidak bisa dispekulasi,” papar Syahrul seperti dikutip dari laman pertanian.go.id.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menjelaskan, pelatihan sejuta petani dan penyuluh merupakan program reguler maksimum. Program tersebut bertujuan meningkatkan pemahaman petani terhadap kondisi, dampak, dan cara mengatasi perubahan iklim. Dedi berharap petani dapat mengimplementasikan teknologi adaptasi dan mitigasi.
Dedi mengatakan saat ini dunia sedang menghadapi persoalan perubahan iklim dan pandemi Covid-19 yang belum usai. Oleh karena itu, Kementerian Pertanian harus melakukan berbagai cara untuk menjaga produktivitas dan produksi pertanian.
Program pelatihan tersebut melibatkan petani, Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S), Ikatan Alumni Magang Jepang (Ikamaja), Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA), Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan (DPM/DPA), Perhimpunan Penyuluh Pertanian (Perhiptani), dan pihak lainnya di sektor pertanian.