Pestisida alami dari tanaman sirsak dapat dibuat dari bagian daun, akar, batang, dan biji. Pada daun tanaman buah ini terdapat senyawa acetogenin, seperti asimisin, bulatacin, dan squamosin.
Gambar 1. Buah Sirsak
Saat konsentrasi senyawa tinggi, acetogenin memiliki keistimewaan sebagai antifeedant. Kandungan bahan aktif tersebut mampu membuat serangga tak lagi bergairah untuk menyantap bagian tanaman yang sebelumnya disukai. Sementara itu, pada konsentrasi rendah, senyawa ini bersifat racun sehingga menyebabkan serangga mati.
Ekstrak daun sirsak dapat mengatasi serangan hama belalang dan hama-hama lainnya. Bahkan, Anda bisa menggunakan daun sirsak untuk mengusir tikus.
Saat semua bahan yang dibutuhkan terkumpul, haluskan dengan menggunakan alat penumbuk atau blender. Setelah itu, saring larutan agar terpisah dari ampasnya. Larutan ramuan pestisida nabati ini perlu dilarutkan dengan air biasa. Konsentrasi larutan yang digunakan tidak lebih dari 50 gram bahan per liter air.
Pestisida nabati juga bisa dibuat dari biji sirsak yang diolah menjadi tepung. Biji sirsak kering dihaluskan sampai berbentuk tepung. Ketika akan digunakan, tepung biji sirsak dilarutkan dalam air dengan konsentrasi tidak lebih dari 50 gram bahan per liter air.
Tanaman buah ini berasal dari Amerika Tropis dan kini sudah menyebar ke beberapa negara, termasuk Indonesia. Tanaman sirsak cukup mudah untuk dibudidayakan, bahkan bisa dijadikan tabulampot.
Masyarakat Indonesia mengenal sirsak karena rasa daging buah yang manis, asam, dan menyegarkan. Selain itu, tanaman sirsak juga diketahui berkhasiat sebagai obat herbal. Tak heran, tanaman buah ini sering dicari-cari karena memiliki banyak fungsi. Apalagi, ditambah fungsinya sebagai pestisida nabati, hal tersebut membuat keberadaan tanaman sirsak membawa berbagai manfaat.