Pemupukan sangat dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan tanaman mangga yang sehat dan optimal, berbuah rimbun, tidak cacat, serta memiliki rasa yang manis. Ada dua jenis pupuk yang dapat digunakan, yakni pupuk organik dan pupuk anorganik. Umumnya, pemberian pupuk kandang dilakukan setiap enam bulan sekali. Petani biasanya menggunakan pupuk kandang sebagai pupuk organik.
Gambar 1. Tanaman Mangga
Apabila Anda ingin membuat pupuk organik sendiri karena memiliki sumber daya bahan baku kotoran sapi, pupuk ini dapat menjadi pupuk tambahan yang diberikan setiap satu bulan sekali. Anda bisa mengikuti langkah pembuatan pupuk organik di bawah ini.
Bahan dan alat :
- Kotoran sapi 2 karung (kurang lebih 50 kg)
- Daun pahitan 1 karung (kurang lebih 25 kg)
- Bonggol pisang 3–5 kg
- Tetes tebu 1 liter
- Larutan EM4 200 ml
- Air secukupnya
- Drum bekas
- Wadah baskom plastik
- Pisau
- Cuci bersih drum.
- Masukkan dua karung kotoran sapi yang masih baru dan basah ke drum.
- Cacah-cacah daun pahitan, lalu masukkan ke drum.
- Cacah semua bonggol pisang, lalu masukkan ke drum.
- Tambahkan air ke dalam drum hingga penuh.
- Berikan campuran tetes tebu dan EM4 yang sudah dibiarkan selama lima hari.
- Aduk rendaman tersebut satu kali sehari selama 2–3 minggu.
Pupuk perlu diencerkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Volume air rendaman dengan air campuran harus sama, yakni 1:1. Setelah diencerkan, larutan pupuk sudah siap dikocor atau disiram pada tanaman mangga. Pupuk ini bisa Anda gunakan untuk tanaman mangga yang dibudidayakan di lahan ataupun di pot.
Ampas dari rendaman pupuk dapat Anda gunakan sebagai pupuk organik padat. Pupuk tersebut bisa diberikan pada tanaman yang berumur lebih dari tiga tahun, tetapi jangan diberikan pada tabulampot mangga. Pasalnya, ampas tersebut masih bersifat panas sehingga dapat menyebabkan tabulampot kering.