Sawi hijau (Brassica juncea) termasuk famili Cruciferae. Sayur sawi sangat sering dikonsumsi sebagai menu masakan sayur, juga digunakan sebagai tambahan pada menu-menu berkuah seperti bakso dan mi instan. Budidaya sawi di pekarangan rumah bisa menjadi salah satu solusi memenuhi kebutuhan Anda terhadap sayuran sawi atau justru hasilnya dijual sehingga menjadi pemasukan tambahan. Selain bermanfaat, budidaya sawi juga cukup mudah dilakukan.
Gambar 1. Tanam Sawi Organik
Sawi bisa ditanam di dataran rendah hingga dataran tinggi dengan ketinggian 1.200 m dpl. Namun, ketinggian yang paling optimal bagi sawi adalah 100–500 m dpl. Sayuran ini membutuhkan tanah yang gembur, mengandung banyak humus, dan drainase yang lancar. Derajat keasaman (ph) tanah yang dibutuhkan sekitar 6–7.
Penanaman
Perawatan
Tanaman sawi perlu disiram secara intensif pada pagi dan sore hari. Penyiraman sebaiknya menggunakan gembor berlubang agar tanaman tidak rusak. Lakukan penyulaman pada tanaman yang mati atau mengalami gangguan pada pertumbuhan. Penyulaman minimal dilakukan seminggu setelah tanaman dipindahkan agar Anda mendapatkan pertumbuhan yang seragam.
Setelah 10 hari setelah dipindahkan ke pot permanen, lakukan pemupukan menggunakan pupuk dengan kandungan nitrogen yang tinggi. Pupuk organik yang mengandung banyak nitrogen adalah pupuk kotoran ayam. Pupuk kandang ayam diberikan sebanyak 200 gram/pot. Selain pupuk kandang ayam, Anda juga bisa menggunakan pupuk kompos organik hasil fermentasi.