Buah mangga termasuk jenis buah yang populer di masyarakat. Buah ini bisa dikonsumsi dalam keadaan segar atau dibuat menjadi olahan yang lezat. Keunggulan buah mangga terletak pada cita rasanya yang manis sedikit asam, tekstur daging lembut, dan aroma manis yang menggiurkan.
Gambar 1. Buah Mangga
Untuk memenuhi kebutuhan pasar, Anda perlu membudidayakan mangga secara komersial. Salah satu jenis mangga yang sering dibudidayakan secara komersial adalah mangga arumanis.
Usaha budidaya harus dijalankan dengan perencanaan yang matang untuk meminimalisir risiko. Apalagi, jika Anda melakukan usaha budidaya mangga di lahan seluas satu hektare. Berikut ini beberapa strategi yang dapat membantu Anda sebelum memulai usaha budidaya.
Perencanaan sebelum memulai usaha
Cari lokasi lahan penanaman mangga di daerah dataran rendah hingga ketinggian 300 m dpl dengan tipe iklim kering, curah hujan 1.000—2.000 mm per tahun, dan 4—7 bulan musim kering. Setelah menemukan lahan yang cocok, buat lubang tanam berukuran 60 cm × 60 cm × 50 cm dengan jarak tanam 8—12 m. Berikan pupuk kandang yang telah jadi sebanyak 20 kg ke dalam setiap lubang. Gunakan bibit okulasi dan tanam di lahan setelah ketinggiannya lebih dari 75 cm.
Mengenali kendala yang kemungkinan terjadi
Kendala paling berat bagi usaha budidaya mangga adalah serangan hama dan penyakit pada buah. Serangan ini bisa dicegah dengan beberapa cara, seperti menerapkan sanitasi kebun, meminimalisir sumber bibit penyakit, dan menggunakan pestisida secara berkala. Namun, terkadang, ada kondisi suhu yang justru membuat perkembangan serangan hama dan penyakit menjadi semakin parah. Oleh karena itu, Anda perlu mengantisipasi kondisi perubahan suhu dengan persiapan yang matang.
Strategi usaha
Panen buah mangga kira-kira 4—5 bulan (110—150 hari) sejak bunga mekar. Produksi buah mangga antara 25—1.000 buah per pohon, bergantung pada varietas, teknik budidaya, dan lokasi. Buah matang dapat dipanen pada September—Desember.
Berikan pupuk buatan berupa campuran 200 kg urea, 500 kg TSP (667 kg SP-36), dan 150 kg KCl per hektare atau 200 gram urea, 500 gram TSP, dan 150 gram KCl per tanaman. Lakukan pemupukan empat kali dalam setahun dengan selang waktu 3 bulan.