Umbi garut termasuk tanaman pangan yang sangat berpotensial untuk dikonsumsi setiap hari karena mengandung banyak nutrisi. Tiap 100 gram umbi garut mengandung air 69—72 persen, pati 19,4—21,7 persen, protein kasar 1,0—2,2 persen, lemak 0,1 persen, serat kasar 0,6—1,3 persen, dan abu 1,3—4,0 persen. Kandungan kolesterol di dalam umbi terbilang sangat rendah dan tidak mengandung purin yang dapat menyebabkan asam urat.
Gambar 1. Umbi Garut
Umbi garut dapat diolah menjadi berbagai olahan makanan, simak ulasannya di bawah ini.
Tepung garut
Cara pembuatan tepung garut sangat mudah, hampir sama seperti membuat tepung dari umbi-umbian lainnya. Umbi dicuci, kemudian diiris tipis-tipis. Setelah itu, umbi dijemur atau dioven dengan suhu 60°C hingga kadar airnya tersisa 10—12 persen. Selanjutnya, umbi digiling hingga halus menjadi tepung.
Pati garut
Pati garut dibuat dengan cara menggiling umbi yang masih utuh tetapi sudah dicuci, kemudian hasil penggilingan akan menghasilkan larutan pati. Larutan tersebut diendapkan, kemudian airnya dibuang. Setelah dicuci sebanyak 3—4 kali, pati garut akan berubah warna menjadi putih. Pati garut dapat digunakan untuk menggantikan terigu.
Keripik garut
Keripik garut dapat dibuat dengan mengiris umbi yang sudah dicuci setebal 0,5 cm, kemudian irisan tersebut ditaburi garam dan diaduk hingga rata. Diamkan irisan umbi selama setengah jam hinggga lunak dan getahnya menghilang.
Emping garut
Gunakan umbi yang berumur 6—8 bulan setelah tanam, kemudian potong umbi sekitar 10 cm dari ujungnya karena bagian tersebut terlalu banyak mengandung serat. Setelah itu, kupas umbi dan cuci hingga bersih. Selanjutnya, kukus umbi selama 50—60 menit sampai umbi terasa kenyal dan lengket.
Potong umbi sebesar 1—2 cm untuk umbi yang besar dan 2—3 cm untuk umbi yang kecil. Tumbuk pelan-pelan umbi yang sudah dipotong dan alasi tumbukan dengan plastik. Setelah itu, keringkan emping di bawah sinar matahari selama 2—5 hari. Selanjutnya, emping dapat digoreng atau langsung dijual dalam keadaan mentah.