Tanaman porang dapat diperbanyak melalui berbagai cara, mulai dari potongan umbi batang, umbi katak/bulbil, ataupun biji tanaman. Tiap jenis bibit porang tersebut membutuhkan perlakuan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, Anda harus memahaminya terlebih dahulu sebelum mulai budidaya. Simak ulasan berikut ini mengenai jenis bibit porang dari buku panduan Tanaman Porang yang dikeluarkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian.
Gambar 1. Tanaman Porang
Umbi batang atau potongan umbi
Bibit berupa umbi batang atau potongan umbi yang memiliki titik tumbuh (apical meristem) merupakan jenis bibit porang yang paling lazim digunakan. Potongan umbi yang digunakan sebaiknya berukuran besar karena ukuran tersebut dapat memengaruhi hasil umbi dan produktivitas tanaman.
Persentase perkecambahan bibit lebih besar 98 persen apabila bibit diperoleh dari potongan umbi bagian atas. Sementara itu, potongan dari umbi bawah cenderung menghasilkan perkecambahan yang lebih kecil. Bagian dasar dari umbi biasanya kurang bagus digunakan sebagai bibit.
Umbi dengan apikal utuh lebih cepat berkecambah dan menghasilkan tanaman yang lebih besar. Pengirisan yang terjadi pada bagian tunas apikal dapat menyebabkan ukuran daun berkurang dan memerlukan waktu yang lebih lama untuk tumbuh.
Bibit umbi seberat 500 gram idealnya ditanam dengan jarak 90 × 90 cm, sedangkan bibit seberat 200 gram idealnya ditanam dengan jarak 30 × 30 cm. Umbi tersebut ditanam sedalam 10—15 cm dari permukaan tanah. Umbi porang yang digunakan sebagai bibit umumnya memiliki masa dormasi selama 3—4 bulan setelah dipanen.
Untuk mencegah bibit rusak karena pathogen di dalam tanah, sebaiknya bibit direndam terlebih dahulu dengan fungisida mankozeb 0,2 persen ditambah insektisida monokrotofos 0,5 persen selama 10 menit dan dikeringkan pada area ternaungi selama 24 jam.
Umbi katak (bulbil)
Bulbil dapat ditanam langsung di lahan. Umbi yang bagus dijadikan bibit merupakan umbi berukuran sedang sekitar 5 gram dan 10 gram. Sementara itu, bulbil yang berukuran kecil sekitar 1,5 gram perlu diberikan pemeliharaan khusus terlebih dahulu. Umbi katak ditanam pada guludan dengan jarak antarumbi katak sekitar 90 cm dan jarak antarguludan sekitar 90 cm. Umbi katak ditanam sedalam 5 cm dari permukaan tanah.
Biji tanaman
porang diambil dari buah yang sudah masak. Biji yang sudah dikumpulkan perlu disemai terlebih dahulu dengan media tanam pasir atau tanah yang remah dan halus. Media semai tersebut terlindungi dari sengatan sinar matahari secara langsung dan tingkat kelembapannya terjaga baik dengan penyiraman. Tidak semua biji yang disemai dapat tumbuh dan memiliki pertumbuhan yang baik, biasanya hanya sekitar 40 persen bergantung pada lingkungan dan tingkat kematangan buah.
Bibit sudah bisa dipindahkan ke lahan setelah mencapai ketinggian 10—15 cm. Umbi yang dihasilkan dari bibit biji belum cukup besar dan belum layak panen. Biasanya, umbi tersebut lebih diperuntukkan sebagai bibit musim berikutnya.