Penyakit kerdil sebetulnya jarang menyerang tanaman lada, tetapi penyakit ini cukup mematikan dan sangat memengaruhi kualitas dan kuantitas hasil. Di Indonesia, penyakit lada ini dapat dijumpai di Lampung, Bangka, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Jawa Barat.
Gambar 1. Tanaman Lada
Dilansir dari ditjenbun.pertanian.go.id, pada 2015 telah berhasil teridentifikasi penyebab penyakit kerdil tanaman lada, yaitu Piper Yellow Mottle Virus dan Cucumber Mosaic Virus. Penyakit ini ditularkan oleh serangga berupa kutu, yaitu Planococcys minor dan Ferrisa virgate serta Aphis gossypiii.
Tanaman yang terserang akan menunjukkan gejala berupa daun-daun yang tak sempurna, kecil, dan mengalami malformasi terutama di bagian pucuk. Gejala selanjutnya yang terlihat adalah daun-daun menguning dengan bentuk yang semakin tidak teratur, sempit, kaku, keriput, dan keriting sehingga proses fotosintesis terganggu.
Penyakit kerdil dapat dikendalikan secara kultur teknis, mekanis, hayati/nabati, dan kimia. Berikut ini uraian lebih detail tentang pengendalian penyakit kerdil tanaman lada.
Kultur teknis
Pengendalian dilakukan dengan menggunakan bibit sehat bersertifikat dan tidak menggunakan bibit dari tanaman yang terinfeksi.
Mekanis
Tidak menggunakan gunting setek bekas tanaman yang sakit. Pengendalian mekanis juga dilakukan dengan membongkar dan memusnahkan sumber-sumber infeksi, termasuk membongkar tanaman yang sudah terserang. Tanaman tersebut harus dibuang dan dimusnahkan untuk memutus rantai penularan.
Hayati/nabati
Anda bisa menggunakan agen hayati seperti Trichoderma spp., Pseudomonas fluorescens, atau mikoriza untuk menginduksi ketahanan tanaman sebagai tindakan pencegahan. Agen hayati tersebut juga bisa diberikan pada bibit dan lubang tanam sebelum digunakan untuk menanam.
Insektisida nabati yang cocok untuk mengatasi serangan penyakit kerdil adalah rendaman daun tembakau. Insektisida ini dapat mengendalikan penyebaran penyakit agar tidak meluas.
Kimia
Anda dapat mengaplikasikan insektisida kimia berbahan aktif klorfenapir atau amitraz untuk membatasi penyebaran penyakit oleh serangga vektor.