Pupuk hayati atau biofertilizer adalah pupuk yang mengandung mikroorganisme yang beraktivitas memperbaiki kesuburan tanah. Berbeda dengan pupuk organik yang berarti sekumpulan bahan organik yang terdiri atas zat/unsur hara yang bermanfaat bagi tanaman, di dalam pupuk organik tidak mengandung organisme hidup. Oleh karena itu, pupuk hayati dan pupuk organik merupakan dua hal yang berbeda.
Gambar 1. Pupuk Hayati
Ada dua jenis pupuk hayati. Pertama, pupuk dengan mikroorganisme tunggal atau hanya mengandung satu jenis mikroba, seperti mikroba Rhizobium yang berfungsi sebagai penambat nitrogen. Kedua, pupuk hayati dengan mikroorganisme majemuk atau mengandung mikroorganisme lebih dari tiga jenis.
Sementara itu, berdasarkan bentuk, pupuk hayati terbagi menjadi dua, yaitu cair seperti EM4 dan pupuk padat (tepung) seperti Evagrow.
Menyuburkan tanah dan memaksimalkan tanaman
Pupuk memiliki bahan aktif yang mampu menghasilkan senyawa yang berperan dalam proses pelarutan unsur hara di dalam tanah. Senyawa tersebut dapat membantu penyediaan atau memfiksasi hara dari udara dan mematahkan ikatan-ikatan yang menyebabkan unsur hara tertentu tidak tersedia untuk tanaman. Melalui mekanisme tersebut, unsur hara di dalam tanah untuk tanaman menjadi lebih meningkat.
Pembenah tanah
Sesuai dengan Permentan No. 2 tahun 2006, pupuk hayati merupakan pembenah tanah yang dapat memperbaiki kesuburan tanah melalui proses perombakan bahan organik agar unsur hara (makro dan mikro) yang terkandung di dalam bahan organik bisa terurai sehingga unsur hara tersebut lebih mudah diserap oleh tanaman.
Mikroorganisme di dalam pupuk dapat mendongkrak produktivitas lahan pertanian secara berkelanjutan sehingga kebutuhan unsur hara bagi tanaman meningkat dan pertumbuhannya menjadi lebih baik dan subur.
Menekan parasit
Mikroorganisme baik di dalam pupuk akan berkompetisi dengan organisme pathogen hingga pertumbuhan organisme pathogen menjadi semakin sedikit. Pupuk ini tidak akan memberikan dampak negatif untuk tanah, tanaman, manusia, dan lingkungan sekitar.